Hainan (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte beberapa jam setelah tiba di Provinsi Hainan.

Pertemuan kedua kepala pemerintahan itu dilaksanakan di MGM Grand Sanya Hotel, Hainan, China, Jumat malam pukul 22.30 waktu setempat.

Presiden Jokowi didampingi oleh para menteri dan pejabat di antaranya Konsul Jenderal RI di Guang Zhou Ratu Silvy Gayatri, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menlu Retno LP Marsudi, Mendag Rachmat Gobel, Seskab Andi Widjajanto, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

Pertemuan berlangsung sekitar 20 menit dan membicarakan rencana tindak lanjut sejumlah kerja sama dua pihak.

Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan ia mengobrol santai dengan Mark Rutte dalam pertemuan itu.

"Tadi kita bicara masalah keinginan kita untuk meningkatkan ekspor ke Eropa karena hampir sebagian besar ekspor kita ke Eropa melalui Belanda," katanya.

Ia mengatakan Indonesia ingin agar peningkatan ekspor bisa dilakukan lebih signifikan.

Presiden Jokowi mencontohkan ekspor minyak kelapa sawit (palm oil) ke Eropa selama ini juga melalui Belanda sehingga ke depan ia juga ingin itu ditingkatkan sehingga Belanda menjadi pintu gerbang ekspor Indonesia untuk masuk ke Eropa.

Hal ketiga yang dibicarakan yakni soal keamanan penerbangan ke Eropa karena selama ini Belanda memberikan bantuan kepada Indonesia sehingga bisa terbang kembali ke wilayah udara Eropa.

"Ini juga harus dijaga supaya jangan sampai persepsi itu jadi turun karena peristiwa-peristiwa yang ada di Tanah Air," katanya.

Hal terakhir yang dibicarakan yakni kerja sama di bidang manajemen/pengelolaan air dan pembangunan pelabuhan yang diharapkan bisa terus dilanjutkan untuk lokasi-lokasi dan tempat-tempat lain di Indonesia.

"Pembangunan Giant Sea Wall, saya minta dilanjutkan perencanaannya sehingga nanti bisa dikonkretkan dalam sebuah pelaksanaan pembangunan," katanya.

Presiden Jokowi keesokan harinya akan menjadi pembicara ketiga dalam Boao Forum for Asia 2015 yang akan dihadiri oleh 10 kepala negara/pemerintahan dari berbagai negara di dunia.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015