Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus mendorong Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman untuk mendaftarkan diri agar dapat segera dievakuasi kembali ke Tanah Air, seiring memburuknya situasi keamanan di negara itu.

Dorongan untuk evakuasi disampaikan Pemerintah Indonesia mengingat situasi keamanan di Yaman semakin memburuk sejak Kamis dini hari lalu, kata ementerian Luar Negeri RI dalam keterangan persnya hari ini.

Menurut keterangan Kemlu RI, saat ini jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan. Di antaranya adalah 2.686 mahasiswa dan 1.488 buruh migran.

Menurut informasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sanaa, sebagian besar WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih aman.

Sejak Februari 2015, Pemerintah Indonesia telah memproses evakuasi WNI secara suka rela untuk kembali ke Indonesia.

Hingga kini dari total 175 WNI yang mendaftarkan diri, 141 orang telah kembali ke Indonesia.

KBRI di Sanaa saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI.  KBRI juga telah menyiapkan rencana cadangan gawat darurat bila situasi memaksa.

Kemlu RI menyatakan setiap saat pemerintah terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia meminta seluruh WNI di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik.

Pemerintah juga meminta WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Yaman agar menunda hingga situasi negara itu lebih kondusif.

KBRI di Sanaa, Yaman tetap memberikan pelayanan bagi seluruh WNI di negara itu, melalui "hotline"  24 jam pada nomor +967 738 115 555.

Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman, semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi, setelah Presiden Yaman memintanya.





Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015