Lausanne, Swiss (ANTARA News) - Pembicaraan nuklir Iran dan delegasi dari negara-negara besar dunia pada Jumat (27/3) mencapai tahap akhir menuju kesepakatan yang akan menjadi dasar perjanjian jangka panjang sebelum tenggat 31 Maret.

"Perasaan kami, tentu saja kami akan bisa mencapai kesepakatan, tapi itu akan memerlukan itikad politik dari pihak lain," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada wartawan setelah 90 menit perundingan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Jumat pagi.

Dia juga mengatakan bahwa pembicaraan itu sudah bergerak maju meski belum mendekati kesepakatan. Menurut dia, pencapaian kesepakatan tergantung pada itikad baik pihak lain.

Negara-negara besar yang terlibat dalam perundingan itu, ia menambahkan, harus memilih antara terus menekan Iran atau itikad politik untuk membuat kesepakatan dengan Republik Islam.

Sepanjang hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan Majid Takht Ravanchi juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan wakil Tiongkok Wang Qun.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, pada Jumat mengutip pernyataan Araqchi yang menyatakan bahwa "kami berusaha mencapai penyelesaian dalam semua masalah sengketa dan penyelesaian akan dicapai dalam beberapa bulan mendatang."

Namun wakil kelompok P5+1 yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan Tiongkok ditambah Jerman, dan Iran tidak mengadakan pertemuan kedua mereka sebagaimana direncanakan.

Menteri Luar Negeri dari Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman dan Rusia dijadwalkan bergabung dalam pembicaraan tersebut pada akhir pekan ini, tanda bahwa kesepakatan kerangka kerja mungkin dicapai.

Satu sumber yang dekat dengan delegasi Tiongkok mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi akan menghadiri pembicaraan itu pada Minggu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Martin Schaefer pada Jumat mengatakan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mungkin pergi ke Lausanne pada akhir pekan untuk menghadiri pembicaraan tersebut.

Ia menambahkan ada "harapan realistis" bahwa kesepakatan politik mengenai masalah nuklir dapat dicapai sebelum tenggat.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015