Makassar (ANTARA News)- Timnas sepak bola Indonesia U-16 dijadwalkan menggelar uji coba sebanyak dua kali melawan timnas Jepang di Kawarang, Bekasi, 15 dan 18 April 2015.

"Timnas U-16 akan menghadapi Jepang pada 15 dan 18 April di Karawang. Kita tentu akan berupaya memanfaatkan kesempatan uji coba ini secara maksimal," jelas Asisten Pelatih Timnas U-16, Yeyen Tumena di Makassar, Minggu.

Mengenai dua laga uji coba tersebut, tim pelatih tetap akan berupaya bisa memenangkan pertandingan. Meski bukan hal mudah namun timnas U-16 tetap optimistis bisa meraih hasil maksimal pada laga tersebut.

Mantan pemain timnas Primavera ini menjelaskan, timnas U-16 akan mulai menjalani pemusatan latihan di Karawang, Senin, sebagai persiapan menghadapi laga uji coba tersebut.

Setelah menghadapi timnas Jepang, kata dia, tim U-16 selanjutnya akan menjalani libur untuk persiapan mengikuti ujian nasional.

Para pemain timnas U-16, kata dia, baru akan kembali mengikuti pemusatan latihan pada 10 Mei 2015 hingga bulan Ramadhan.

"Kita liburkan karena anak-anak akan menghadapi ujian. Kami akan kembali mengikuti TC pada pertengahan Mei mendatang. Selanjutnya 10 hari setelah lebaran atau 27 Juli 2015, kita akan menghadapi kejuaraan AFF U-16 di Solo ," katanya.

Mantan pemain PSM Makassar itu menyatakan, untuk komposisi skuad timnas saat ini sudah mengerucut menjadi 26 pemain. Pemain ini, kata dia, masih memungkinkan mengalami perubahan hingga tampil di Piala AFF 2015.

"Kita tidak pernah membuat posisi pemain merasa aman sehingga akan selalu ada kompetisi. Kami juga akan terus mencari potensi-potensi yang ada untuk bisa bergabung dam memperkuat timnas di sejumlah ajang internasional," katanya.

Lebih jauh, dirinya mengakui soal pembinaan usia dini sebenarnya ada karatersitik usia. Itupun yang membuat FIFA akhirnya membentuk suatu model kepelatihan khusus grass root.

Melalui model seperti itu sehingga dapat mengetahui filosofi dalam melatih anak usia dini. Namun yang menjadi persoalan, kata dia, karena apa yang menajdi poin dari modeal seperti itu belum bisa berjalan maksimal. Sosialisasi model seperti ini juga kurang merata di setiap daerah.

"Untuk para pelatih juga harus memahami tugas dan fungsinya. Sebab kadang kala ada anak yang memang sudah siap main namun ketika di lapangan justru menjalankan program latihan yang berbeda," ujarnya.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015