Jakarta (ANTARA News) - "Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kekuatan dan petunjuk kepada kita semua untuk melanjutkan pembangunan industri nasional yang semakin handal di tahun-tahun mendatang."

Begitulah sepenggal doa dan harapan Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin RI) Saleh Husin saat melakukan kunjungan kerja ke tiga perusahaan di Jawa Timur pada Jumat (27/3), yang mencakup PT Gudang Garam Tbk, PT Garudafood dan PT Petrokimia Gresik.

Saat menyambangi di PT Gudang Garam Tbk, Saleh Husin mengharapkan perkembangan dan kontribusi industri hasil tembakau yang lebih kuat di masa depan untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menyebut, perkembangan sektor industri ini telah menjadi bagian sejarah bangsa dan budaya masyarakat Indonesia, khususnya rokok kretek yang merupakan komoditas berbasis tembakau yang "sangat Indonesia".

"Dan, merupakan warisan nenek moyang bangsa dan sudah mengakar secara turun temurun," ujar  lulusan S1 dan S2 Universitas Krisnadwipayana tersebut.

Industri rokok, menurut Menperin, merupakan kearifan lokal yang mampu bersaing dan bertahan menjadi industri dalam negeri. Sektor industri ini memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian bangsa.

Kontribusi tersebut, katanya, dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusi kepada pendapatan negara melalui cukai.

Pada 2014, penerimaan cukai mencapai Rp111,4 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp100,7 triliun.

Saat ini, pangsa pasar Sigaret Kretek Mesin (SKM) mencapai angka 66,26 persen, Sigaret Kretek Tangan (SKT) 26 persen, Sigaret Putih Mesin (SPM) sebesar 6 persen, serta lain-lainnya mencakup Klobot, Cerutu, Klembak Menyan dan Sigaret Tangan Filter sebesar 1,74 persen.

Pada 2012 nilai ekspor rokok dan cerutu mencapai 617,8 juta dolar AS, dan meningkat pada 2014 yang mencapai 804,7 juta dolar AS, atau meningkat rata-rata setiap tahun senilai 14,1 persen.

"Namun di sisi lain, peraturan terkait rokok semakin ketat baik di dalam negeri maupun internasional karena pertimbangan perlindungan konsumen dan kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi industri rokok. Selain itu kenaikan cukai juga menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan industri rokok," kata Menperin.

Sesuai Perpres No 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, industri hasil tembakau termasuk salah satu industri yang dikembangkan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kesehatan, penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara.

"Pada kesempatan ini saya memberi apresiasi kepada PT Gudang Garam Tbk sebagai pelopor dalam industri rokok di Indonesia yang produknya telah dipasarkan di dalam dan luar negeri. Dan juga, telah membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia," kata pria kelahiran Rote, 16 September 1963 itu.

Usai mengunjungin PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Menperin kemudian bertolak menuju PT Garudafood di Gresik untuk meninjau perkembangan perusahaan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman tersebut.

Kunjungan ini tak terlepas dari fakta bahwa pembangunan industri makanan dan minuman sangat berarti bagi masyarakat.



"Karena tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman olahan di dalam negeri saja, tetapi juga berperan penting meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian, sebagai penggerak utama ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia dan mendorong tumbuhnya industri-industri terkait," jelas Saleh Husin.

Oleh karena itu, ia mendoakan agar PT. Garudafood dapat terus melakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan mutu, peningkatan produktivitas dan efisiensi diseluruh rangkaian proses produksi.

Hal ini juga sejalan dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan, agar dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.

"Di samping itu, saya juga mengharapkan agar Industri makanan-minuman dapat terus memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia," ujar mantan anggota DPR RI tersebut.

Pada 2014, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri makanan dan minuman (termasuk tembakau) terhadap PDB industri non-migas, adalah sebesar 30 persen.

Sedangkan laju pertumbuhan kumulatif industri ini selama tiga tahun terakhir dari 2012, 2013 dan 2014, cenderung meningkat berfluktuasi senilai 10,33 persen, 4,07 persen dan 9,54 persen.

Menperin mengatakan, di samping adanya keberhasilan yang dicapai seperti dipaparkan diatas, disadari masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh industri makanan dan minuman yang perlu diselesaikan semua pihak.

"Antara lain adanya kekurangan bahan baku, infrastruktur yang terbatas, kurangnya pasokan listrik dan gas, serta suku bunga yang tinggi untuk investasi," katanya.

Dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, Saleh Husin menyatakan Pemerintah Pusat dan Daerah terus mengupayakan berbagai perbaikan di bidang iklim usaha, baik fiskal maupun non-fiskal.

"Seperti penyediaan bahan baku dari lokal, penyediaan bunga bank yang bersaing, penyediaan insentif perpajakan untuk investasi, perbaikan dan peningkatan infrastruktur, penyediaan listrik dan gas yang mencukupi, sistem pelayanan perizinan dan non perizinan satu pintu dan kebijakan lainnya yang dapat mempercepat pengembangan sektor industri," paparnya.

Industri pupuk

Mengakhiri kunjungannya di Jawa Timur, Menperin bertamu ke PT Petrokimia Gresik yang disebut sebagai produsen pupuk terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai macam pupuk dan produk non pupuk.

Ia mengatakan, keberadaan PT Petrokimia Gresik adalah untuk mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Dalam rangka semakin mengembangkan industri pupuk nasional, Saleh Husin mengatakan pemerintah mengambil sejumlah kebijakan, yaitu merevitalisasi industri pupuk dengan mengganti empat pabrik pupuk urea yang sudah tua dan membangun satu pabrik pupuk urea baru.

Selain itu, langkah lainnya, dengan mengembangkan program gasifikasi batubara untuk mengganti bahan baku gas bumi dengan batubara serta mengembangkan pabrik pupuk di lokasi sumber gas bumi.

"Saya berharap, langkah-langkah tersebut dapat memberikan fondasi yang kuat terhadap perpupukan di Indonesia sehingga selanjutnya akan mendorong ketahanan pangan yang kuat dan dapat memberikan kesejahteraan pada petani," tutup Menperin Saleh Husin.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015