... bukannya fokus pada bisnisnya PGN malah terlibat dalam investasi di hulu dengan membeli mahal barang yang sesungguhnya sangat murah...
Jakarta (ANTARA News) - Energy Watch Indonesia mengatakan Perusahaan Gas Negara (PGN) selama delapan tahun terakhir, tidak membangun fasilitas pipa transmisi maupun pipa distribusi untuk mempercepat penyaluran gas bumi, menyebabkan konversi BBM ke gas bumi tidak tercapai.

"Malah sebaliknya dana dari bisnis industri dibelanjakan ke industri hulu melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia (SAKA) dengan investasi sebesar 1 miliar dolar AS," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean, dalam diskusi tentang PGN, di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan investasi sebesar 1 miliar dolar AS itu meliputi akuisisi 100 persen saham Blok Ujung Pangkah milik PT Hess Indonesia, akuisisi Blok Ketapang di Madura 20 persen dan Blok Bengkanai 30 persen di Kalimantan Tengah.

"Di samping itu, SAKA mengakuisisi 36 persen hak partisipasi area Shale Gas Faken di Amerika Serikat dari Swift Energy Company senilai 175 juta dolar AS dengan saat ini nilai market capitalization perusahaan tersebut hanya 132 juta dolar AS," katanya.

Menurut Hutahaean, pembelian hak partisipasi area Shale Gas Faken senilai 175 juta dola AS secara nyata telah merugikan negara dan diduga kuat kuat melibatkan mafia untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

"Ini bukannya fokus pada bisnisnya PGN malah terlibat dalam investasi di hulu dengan membeli mahal barang yang sesungguhnya sangat murah," tuturnya.

Ia berharap pemerintahan Jokowi dapat membongkar dan mengusut tuntas keberadaan mafia di PGN yang telah nyata-nyata merugikan keuangan negara.

"Saya juga mendesak semua lembaga penegak hukum yang terkait untuk segera melakukan upaya hukum yang tegas terhadap sindikat mafia yang bermain di sektor gas Indonesia," kata Hutahaean.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015