Jakarta (ANTARA News) - Indonesia bertekad untuk menjadi pusat produk halal dunia dengan dukungan sebagai mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak.

"Indonesia ingin memantapkan diri sebagai salah satu penyuplai utama produk halal di pasar global dan menjadi pusat produk halal dunia,” kata Nus Nuzulia Ishak melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Nus mengatakan, Kemendag tengah membidik pasar produk halal global dengan bersiap mengikuti pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) yang akan berlangsung pada 1-4 April 2015 mendatang di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurutnya, konsumsi produk halal global pada 2018 diprediksi mencapai sekitar 1,63 triliun dollar AS atau 17,4 persen dari total konsumsi dunia, di mana hal ini diperkirakan karena konsumen dunia mulai melirik produk halal yang identik dengan produk berkualitas.

Mengusung tema "Trade with Remarkable Indonesia", Paviliun Indonesia tampil dengan desain spesial dalam area seluas 270 meter persegi di Hall 2 KLCC. Dijelaskan Nus, Indonesia akan tampil istimewa.

Nus menambahkan, Kemendag menjalin sinergi dengan Kementerian lain serta Pemerintahan Daerah untuk memperkuat pameran produk halal ini, seperti Kementerian Perindustrian; Kementerian Koperasi dan UKM; Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Pemerintah Kota Bandung; serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Selain itu juga Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau guna menampilkan produk-produk halal terbaik dari 46 perusahaan, seperti makanan olahan, kosmetik, serta produk perawatan tubuh dan kecantikan yang halal.

Menurutnya, untuk meningkatkan pelayanan serta menjaring lebih banyak buyers potensial, Kemendag dan Atase Perdagangan di Kuala Lumpur mengundang buyers mengunjungi Paviliun Indonesia serta menghadiri kegiatan one-on-one business matching pada hari ke-dua pameran.

"Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga didaulat menjadi pembicara dalam salah satu seminar side event pameran MIHAS 2015," ujar Nus.

Surplus neraca perdagangan

Diketahui, neraca perdagangan Indonesia dengan Malaysia pada Januari 2015 tengah mengalami surplus sebesar 69,9 juta dollar AS.

Nilai ini dipicu penurunan impor migas sebesar 35,2 persen menjadi 276,86 juta dollar AS dan peningkatan 24,82 persen ekspor nonmigas senilai 553,9 juta dollar AS dibandingkan Januari 2014.

Nus mengatakan, Surplus neraca perdagangan ini memicu Kemendag untuk terus melakukan gebrakan dan terobosan guna meningkatkan ekspor.

“Kemendag akan terus gencar mengupayakan peningkatan ekspor ke negara-negara kawasan ASEAN, terutama Malaysia, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN mendatang melalui kegiatan promosi," ujarnya.

MIHAS merupakan pameran bertaraf internasional yang diklaim sebagai salah satu pameran yang hanya fokus menampilkan produk halal terbesar di kawasan ASEAN yang berhasil menarik lebih dari 20.000 pengunjung dari 70 negara pada penyelenggaraan tahun 2014. Tahun ini Paviliun Indonesia menjadi paviliun terbesar di MIHAS yang diikuti oleh Taiwan, Saudi Arabia, Afrika Selatan, dan Thailand.

Pameran ini, kata Nus, penting dilakukan guna mengubah persepsi dunia terhadap produk halal, di mana upaya seperti ini akan dilakukan secara berkesinambungan.

Aspek halal masuk sebagai salah satu ketentuan mutu pangan secara internasional oleh Codex Alimentarius Commission (CAC) yang didirikan Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 1997. Sejak itu, produk halal semakin diminati konsumen dunia, baik
Muslim maupun non-Muslim.

Produk halal adalah produk yang diproduksi sesuai hukum syariah. Produk halal bermakna baik, yang mencakup keselamatan, kesehatan, lingkungan, keadilan, serta keseimbangan alam.

Untuk itu, produk halal, terutama makanan, mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sehingga diakui dunia, setidaknya di negara-negara Muslim.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015