Santiago (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat hujan lebat, banjir dan lumpur longsor belum lama ini di Chile Uara telah naik jadi 17, sementara 20 orang lagi belum ditemukan, kata Kantor Keadaan Darurat Nasional di Kementerian Dalam Negeri (ONEMI) pada Senin (30/3).

"Jumlah korban tewas akibat hujan lebat dan banjir pekan lalu di Wilayah Antofagasta, Atacama dan Coquimbo naik jadi 17, dan jumlah orang yang hilang ditetapkan sebanyak 20," kata Direktur ONEMI Ricardo Toro, lapor Xinhua.

Menurut keterangan tak resmi dan belum dikonfirmasi, orang yang hilang berjumlah 89, kata jaringan berita Chile, 20 Hours.

Pemerintah telah mengakui jumlah korban yang hilang mungkin akan bertambah saat banjir surut, sehingga memungkinkan awak kebersihan memindahkan puing dan membuat akses ke kota kecil yang sebelumnya terkucil, demikian laporan Xinhua.

"Kondisinya suram," kata Presiden Chile Michelle Bachelet pada Jumat (27/3).

Chile Utara dinyatakan sebagai daerah bencana setelah hujan lebat pada Rabu (25/3) membawa curah hujan paling banyak dalam 80 tahun, sehingga mengakibatkan banjir di berbagai kota kecil dan jalan raya, membuat banyak warga terkucil dan mengganggu layanan dasar, seperti pasokan air dan listrik.

Wilayah gurun di Chile, Atacama, tempat warga tak terbiasa menghadapi hujan lebat, mencatat 14 korban tewas, dan Antofagasta mencatat tiga korban tewas.

Sebanyak 26.406 orang telah meninggalkan tempat tinggal mereka, dan 5.084 orang ditampung di berbagai pusat penampungan darurat.

Di Atacama, pemerintah menyatakan 5.000 rumah mengalami rusak parah.

(Uu.C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015