Washington (ANTARA News) - Menteri Keuangan AS Jacob Lew mengatakan Selasa bahwa Washington "siap menyambut" Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) pimpinan Tiongkok, mundur dari penentangan awal yang lebih keras terhadap lembaga pembangunan baru itu.

Lew mengatakan dalam pidatonya di San Francisco setelah perjalanan ke Beijing bahwa Amerika Serikat akan menerima bank pembangunan internasional baru yang memberikannya "pelengkap" bagi lembaga yang sudah ada seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), lapor AFP.

Dia juga menekankan bahwa lembaga-lembaga baru dibutuhkan untuk "berbagi komitmen kuat masyarakat internasional terhadap tata kelola dan pembuatan keputusan multilateral yang benar, serta terus meningkatkan standar-standar pinjaman dan perlindungan," menurut pidato yang dipersiapkannya.

Tiongkok dan 20 negara lainnya menandatangani nota kesepahaman untuk mendirikan bank bermarkas di Beijing pada Oktober.

Washington, khawatir tentang AIIB yang dominasi Tiongkok akan mengurangi pekerjaan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) -- dimana AS adalah pemilik suara utama -- pada awalnya berusaha membujuk sekutu-sekutunya untuk menunda bergabung ke bank baru itu.

Tetapi dalam beberapa pekan terakhir sebagian besar kekuatan Eropa dan ekonomi terkemuka lainnya telah mendaftar pada lembaga baru itu, menjamin sebuah modal dasar yang kuat dan mengisolasi posisi AS.

Berbicara tentang Masyarakat Asia di California utara, Lew mengatakan ia mendukung para pemimpin Tiongkok "menjelaskan bahwa mereka berkeinginan untuk memenuhi standar-standar yang tinggi dan menyambut kemitraan."

"Fokus kami konsisten pada standar-standar yang telah berdampak dan, ketika pinjaman dimulai, tes akan menjadi karakter proyek-proyek yang didanai dan dampak mereka pada masyarakat serta negara-negara yang mereka layani."

Jika AIIB bekerja dengan lembaga-lembaga yang ada untuk membiayai proyek infrastruktur di seluruh Asia, Lew mengatakan, "pihaknya akan membantu menunjukkan komitmen terhadap standar-standar tata kelola, lingkungan dan perlindungan sosial tertinggi, dan utang-keberlanjutan."

(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015