Jakarta (ANTARA News) - Setelah dua tahun menyusut, investasi energi terbarukan meningkat 17 persen menjadi 270,2 miliar dolar AS pada 2014 menurut laporan Global Trends in Renewable Energy Investment 2015.

Menurut laporan yang disiapkan Frankfurt School-United Nations Environment Programme (UNEP) Collaborating Centre dan Bloomberg New Energy Finance, investasi untuk tenaga surya melonjak 25 persen menjadi 149,6 miliar dolar AS sedang investasi untuk tenaga angin naik 11 persen menjadi 99,5 miliar dolar AS.

Pasar didominasi oleh investasi untuk tenaga surya dan tenaga angin yang mencakup 92 persen dari total investasi energi dan bahan bakar terbarukan menurut siaran pers Frankfurt School-UNEP Collaborating Centre.

Dalam hal kapasitas, 103 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit energi terbarukan ditambahkan ke dunia tahun lalu, lebih tinggi dari penambahan kapasitas tahun 2013 yang sebesar 86 GW, yang setara dengan kapasitas pembangkit seluruh 158 reaktor nuklir di Amerika Serikat menurut kantor berita Reuters.

Laporan itu menyebutkan bahwa peningkatan investasi energi terbarukan utamanya terjadi karena perluasan penggunaan tenaga surya di Jepang dan Tiongkok serta proyek-proyek tenaga angin lepas pantai.

Tiongkok menjadi negara yang paling banyak berinvestasi untuk energi terbarukan tahun lalu dengan 83,3 miliar dolar AS atau naik 39 persen dari tahun 2013.

Amerika Serikat berada di peringkat kedua dengan investasi 38,3 miliar dolar AS selama 2014 atau naik tujuh persen dari tahun sebelumnya sementara Jepang berada di posisi ketiga dengan investasi 35,7 miliar dolar AS atau naik 10 persen dari tahun 2013.

Tiongkok dan Asia mengalami perluasan pemanfaatan tenaga surya yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan total investasi untuk tenaga surya 74,9 miliar dolar AS pada 2014, hampir separuh dari total investasi global.

Sementara pertumbuhan pemanfaatan tenaga angin di lepas pantai Eropa menghasilkan investasi pada tujuh proyek bernilai satu miliar dolar AS lebih pada 2014, termasuk pemasangan Gemini 600 MW bernilai 3,8 miliar dolar AS di Belanda yang merupakan pembangkit energi terbarukan non-hidro paling besar di dunia.

Eropa menginvestasikan 16,2 miliar dolar AS dari 18,6 miliar dolar AS investasi global untuk tenaga angin lepas pantai menurut laporan yang dikutip kantor berita Reuters.

Negara-negara berkembang juga menyumbang peningkatan menonjol investasi untuk energi terbarukan selama 2014 dengan peningkatan investasi 36 persen menjadi 131,3 miliar dolar AS.

Di antara 10 negara dengan investasi paling besar untuk energi terbarukan juga ada Brasil yang menginvestasikan 7,6 miliar dolar AS, India dengan investasi 7,4 miliar dolar AS dan Afrika Selatan dengan 5,5 miliar dolar AS.

Selain itu lebih dari satu miliar dolar AS diinvestasikan di Indonesia, Chile, Meksiko, Kenya dan Turki.


Tantangan

Tahun 2014 menjadi titik balik untuk energi terbarukan setelah dua tahun penyusutan tapi tantangan-tantangan masih ada, termasuk di antaranya ketidakpastian kebijakan dan masalah-masalah struktur jaringan sistem kelistrikan yang meningkat bersama peningkatan penggunaan tenaga surya dan angin.

"Eropa adalah penggerak pertama dalam energi bersih, tapi masih dalam proses merestrukturisasi mekanisme pendukung awal," kata Michael Liebreich, pemimpin Dewan Penasihat di Bloomberg New Energy Finance.

"Di Inggris dan Jerman kami melihat pergerakan dari feed-in tariff dan sertifikat hijau, menuju lelang terbalik dan pembatasan subsidi untuk memangkas biaya transisi ke konsumen," katanya.

Harga minyak mentah Brent, yang merosot pada paruh kedua tahun lalu, juga bisa menyurutkan keyakinan investor pada tenaga surya atau biofuel di sejumlah negara pengekspor minyak misalnya tapi itu seharusnya tidak berdampak besar terhadap investasi energi terbarukan secara keseluruhan.

"Minyak dan energi terbarukan tidak secara langsung bersaing untuk  investasi dolar untuk listrik," kata Udo Steffens, presiden Frankfurt School of Finance and Management.

"Sektor angin dan surya semestinya masih bisa berkembang, terutama jika mereka memangkas biasa per megawat jam. Kisah jangka panjang mereka makin meyakinkan," tambah dia.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015