... terlebih lagi, NIIS/ISIS menyadari serangan bunuh diri, garis pertahanan, bom pinggir jalan dan gedung yang mereka pasangi jebakan tak cukup untuk melindungi mereka dari pasukan keamanan...
Baghdad (ANTARA News) - Pembebasan Tikrit, Ibu Kota Provinsi Salahudin, membuat lemah kelompok fanatik Negara Islam (IS), tapi pertempuran sengit dan berdarah diperkirakan akan berkecamuk saat pembebasan Provinsi Anbar dan Mosul di Irak Utara.

Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi, Selasa pagi (31/3), mengumumkan pembebasan Tikrit, sekitar 170 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, setelah pertempuran sekitar selama satu bulan melawan petempur NIIS/ISIS. 

Sebanyak 30.000 prajurit Irak dan ribuan anggota milisi Sunni dan Syiah sekutunya telah terlibat dalam serangan terbesar di Irak untuk merebut kembali bagian utara Provinsi Salahudin, termasuk Tikrit dan desa serta kota kecil penting lain, dari anggota NIIS/ISIS

"Direbutnya Tikrit adalah pukulan besar bagi kelompok IS. Tapi itu bukan pukulan terakhir. Setakat ini, hanya masalah waktu untuk merebut kembali semua Provinsi Salahudin," kata Brigadir Jenderal, Abdullah Al-Jubouri, seorang ahli militer.

Al-Jubouri berkeras anggota NIIS/ISIS belum kehilangan banyak anggota dalam pertempuran di Tikrit, sebab kelompok itu telah menarik sebagian besar petempur dan senjata beratnya ke arah Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad.

"Daesh (nama NIIS/ISIS dalam Bahasa Arab) masih memiliki kemampuan untuk pertempuran sengit, tapi pembebasan Tikrit telah membuat lemah semangat kelompok itu untuk menang, yang diraihnya sejak serangan kilat NIIS/ISIS di berbagai provinsi Sunni pada Juni tahun lalu," katanya.

"Kekalahan petempur NIIS/ISIS di Tikrit telah mengubah peraturan pertempuran, sebab gerilyawan fanatik tersebut sekarang menyadari mereka berperang melawan anggota keamanan yang berbeda; yang terlatih, siap bertempur, memiliki perlengkapan baik," kata Al-Jubouri.

"Yang terlebih lagi, NIIS/ISIS menyadari serangan bunuh diri, garis pertahanan, bom pinggir jalan dan gedung yang mereka pasangi jebakan tak cukup untuk melindungi mereka dari pasukan keamanan," ia menambahkan.

Pembebasan Tikrit dan belakangan beberapa daerah lain di provinsi Irak Utara itu akan mencegah petempur fanatik menggunakan jalur pasokan mereka di antara Provinsi Diyala, Kirkuk, Anbar dan Nineveh. Salahudin berada di tengah semua provinsi tersebut.

"Itu akan menurunkan kemampuan bergerak kelompok tersebut untuk mengirim senjata dan petempurnya dari satu provinsi ke provinsi lain, dan itu akan melicinkan jalan bagi pembebasan provinsi lain," kata Al-Jubouri.

Pembebasan Tikrit juga penting buat ratusan ribu keluarga Sunni yang telah meninggalkan tempat tinggal mereka setelah anggota NIIS/ISIS menguasai kota kecil tempat tinggal mereka di Provinsi Salahudin.

"Itu benar-benar mimpi yang jadi kenyataan, ketika orang yang meninggalkan rumah mereka dapat kembali dan harapan ratusan ribu pengungsi Irak lah bahwa kepulangan mereka ke rumah mereka makin dekat," kata Sabah Ash-Sheikh, seorang profesor bidang politik di Baghdad University, kepada Xinhua.

Terlebih lagi, kemenangan di Tikrit adalah tindakan ke arah perujukan nasional ketika upaya untuk mempersatukan pemuda Syiah dan anggota suku Suni guna memerangi musuh kejam dan akan merapatkan barisan di kalangan masyarakat Sunni dan Syiah serta membuat masyarakat Sunni merasa mereka tak lagi dipecah-belah oleh pemerintah pimpinan Syiah.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015