Kalau pakai rumus ini, harga premium makin dekat ke pertamax. Menurut kami premium terlalu mahal, karena rumusnya kuno. Sekarang Ron88 kan sudah tidak dijual di pasar, `proxy`-nya pakai Ron92,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyampaikan dalam konferensi pers di Jakarta, rumus penghitungan untuk bahan bakar premium atau Ron88 sudah kuno.

"Kalau pakai rumus ini, harga premium makin dekat ke pertamax. Menurut kami premium terlalu mahal, karena rumusnya kuno. Sekarang Ron88 kan sudah tidak dijual di pasar, proxy-nya pakai Ron92," kata Faisal, di Jakarta, Rabu.

Dia menuturkan, setiap diberlakukan penetapan harga BBM baru akan terjadi perubahan pada alpha rumus premium, misalnya pada alpha sebelum Januari 2015 sebesar Rp728/liter, sedangkan per satu Januari 2015 kembali mengalami perubahan.

Mulai Januari 2015 rumusnya ialah 3,92 persenxHIP+Rp672, sehingga alphanya menjadi Rp891/liter, kemudian pada 19 Januari kembali berubah dengan besaran menjadi Rp1.195/liter.

"Terakhir 19 Februari berubah lagi, 3,2 persenxHIP+Rp830, hasil alpha premiumnya jadi Rp1.011/liter. Ini turun karena harga minyak dunia juga sedang turun," tuturnya, menjelaskan.

Menurut dia, perubahan yang kerap terjadi itu akibat permintaan dari Komisi VII DPR-RI yang meminta agar penyesuaian harga BBM dilakukan setiap bulan, tidak lagi per dua minggu seperti sebelumnya.

"Ini kan berubah-ubah terus, masih mencari pola. Oleh karenanya kami imbau pemerintah agar memperkokoh formula ini supaya bisa lebih accountable," tukasnya.

Oleh sebab itu, konsekuensi dari perubahan dengan menggunakan rumus tersebut ialah harga premium yang semakin mendekati pertamax, ujarnya, menambahkan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015