Amsterdam (ANTARA News) - Pelatih tim nasional Belanda Guus Hiddink mengabaikan perdebatan mengenai kelanjutan masa kerjanya di tim, ketika ia meraih kemenangan 2-0 atas Spanyol pada pertandingan persahabatan pada Selasa.

Hiddink, yang mengambil alih jabatan itu dari Louis van Gaal Agustus silam, telah dihujani sejumlah pertanyaan berulang mengenai perannya di timnas Belanda, yang kesulitan melewati paruh pertama kualifikasi Piala Eropa 2016 dan duduk di peringkat ketiga di grup mereka, di bawah Republik Ceko dan Islandia.

Hasil imbang 1-1 saat mereka menjamu Turki pada Sabtu pada pertandingan terakhir mereka di kualifikasi, memicu perdebatan serta kritik-kritik tajam.

"Jangan terus bertanya kepada saya apakah saya bertahan sebagai pelatih," ucapnya kepada para pewarta setelah kemenangan atas mantan juara dunia itu, mengamankan kemenangan itu melalui gol-gol cepat dari Stefan de Vrij dan Davy Klaassen.

"Sekarang tidak ada beban berat di punggung saya. Saya tidak pernah merasakan beban apapun di punggung saya. Kami selalu sangat bertekad memenangi pertandingan ini dan saya melihat tim yang termotivasi tinggi pada babak pertama."

"Hal ini memberi banyak rasa percaya diri kepada tim, kami harus menilai pertandingan ini sebagai awal yang bagus untuk kualifikasi kami selanjutnya."

Belanda selanjutnya akan bermain di Grup A di kandang Latvia pada 12 Juni, yang diawali sepekan sebelumnya dengan menjamu AS pada pertandingan persahabatan.

Perkelahian-perkelahian jalanan

Hidink dikritik oleh sosok mantan pemain papan atas Johan Cruyff dan Wim van Hanegem, yang memiliki kolom-kolom mingguan yang sangat berpengaruh untuk sejumlah surat kabar Belanda.

"Saya tidak memiliki hasrat untuk terlibat dalam perkelahian-perkelahian jalanan manapun." tambahnya. "Pada akhirnya itu tidak ada hubungannya dengan sepak bola. Saya hanya ingin berbicara mengenai sepak bola. Mari berbicara tentang hal itu."

Namun ia mengkritik publik Amsterdam Arena yang mencemooh pemain pengganti Spanyol Andres Iniesta, kapanpun ia menguasai bola.

"Jika seorang pemain kelas dunia dicemooh seperti itu, para penggemar harus merasa malu."

Iniesta tampil pada 15 menit terakhir, di tengah hujatan dari para penggemar Belanda yang mengingat sang pemain untuk golnya di masa perpanjangan waktu, yang membuat Spanyol mengalahkan Belanda di final Piala Dunia 2010 di Johannesburg.

"Saya harus bertanya kepada orang-orang di bangku pemain cadangan, mengapa mereka melakukan hal itu. Saya tidak mengerti. Iniesta bukan hanya pesepak bola fantastis, namun juga merupakan sosok yang hebat. Saya menemukan reaksi terhadap dia sudah keterlaluan dan memalukan."

(Uu.H-RF/I015)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015