Tulungagung (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta petani menanam padi secara serentak begitu juga dalam pemanenan guna menghindari serangan hama yang selalu muncul ketika memasuki masa tanam.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (PSP) Sumardjo Gatot Irianto di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Rabu, mengatakan petani masih sering melakukan penanaman maupun penanaman secara berselang-seling sehingga siklus hidup hama tidak terputus karena masih tersedianya makanan bagi hama.

"Dengan pertanaman serentak kemudian panen juga serentak maka dapat memotong siklus hidup hama. Oleh karena itu kami minta petani segera melakukan tanam serentak setelah panen ini," katanya seusai melakukan panen raya padi Pak Tiwi 1 di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Tulungagung.

Dalam panen raya di lahan persawahan seluas 58 hektare tersebut dihadiri pula Bupati Tulungagung, Komandan Kodim setempat serta sejumlah jajaran terkait itu, Dirjen PSP juga menyerahkan bantuan secara simbolis traktor tangan sebanyak lima unit dan dua unit pompa air kepada petani.

Gatot mengatakan dengan bantuan traktor tersebut diharapkan petani bisa segera melakukan olah tanah sehingga dapat mengejar pertanaman pada musim tanam (MT) periode April-September.

Dia meminta traktor bantuan tersebut tidak disimpan atau dimiliki oleh petani secara perorangan namun dikelola Unit Pengelolaan Jasa Alsintan (UPJA) yang dibentuk kelompok tani sehingga peralatan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh seluruh petani.

Menurut dia, melalui APBN-P 2015, pemerintah menyalurkan bantuan traktor roda dua untuk Kabupaten Tulungagung sebanyak 236 unit.

Sementara itu Karsidi, Ketua Kelompok Tani Desa Ngrendeng menyatakan, dari 58 hektare sawah yang dilakukan panen raya kali ini sekitar 53 hektare merupakan padi Pak Tiwi-1, sedangkan lima hektare lainnya tanaman padi varietas lain seperti Ciherang.

Menurut dia, penggunaan benih padi unggul tersebut memiliki kelebihan seperti lebih sedikit pemakaian benihnya, lebih tahan roboh, tahan hama wereng coklat serta virus tungro, selain itu hasil panen rata-rata mencapai tujuh ton per hektare.

Namun demikian Karsidi mengeluhkan adanya serangan jamur sehingga petani harus mengatasinya dengan fungisida.

Terkait dengan hal itu, Direktur Utama PT Agri Makmur Pertiwi Junaidi Sungkono mengungkapkan, munculnya serangan jamur pada tanaman padi tersebut karena petani melakukan penanaman dengan jarak tanam yang terlalu rapat, akibatnya kondisi tanaman lembab sehingga mudah dituumbuhi jamur.

Menurut dia, jarak tanam yang sesuai untuk padi Pak Tiwi-1 yakni 26x26 cm pada musim kemarau serta 30x30 cm pada musim penghujan yang mana setiap lubang tanam cukup dengan dua butir benih.

Terkait penggunaan benih, dia menuturkan, untuk musim kemarau kebutuhan benih per hektar cukup 15 kg, sedangkan pada musim hujan lebih rendah yakni 12 kg per hektar, dengan harga Rp15.000 per kg maka pengeluaran petani untuk benih tidaK terlalu besar.

Junaidi mengatakan hingga saat ini penyerjapan benih padi Pak Tiwi-1 yang dirilis Menteri Pertanian pada 2012 telah menyebar hingga 20 provinsi di tanah air dimana yang terbesar di Jawa Timur.

"Hingga saat ini kami telah melakukan panen raya untuk padi ini sebanyak empat kali di sini saja. Ini menunjukkan tingginya penerimaan petani terhadap benih padi ini," katanya.

Menurut dia, pada tahun 2015 pihaknya menargetkan produksi benih padi Pak Tiwi-1 lebih dari 3.000 ton atau meningkat dari tahun 2014 sebanyak 1.500 ton.

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015