Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menetapkan harga elpiji tabung 12 kg berdasarkan perubahan harga pasar, seperti penetapan harga bahan bakar pertamax.

"Saat ini, acuan pasar elpiji 12 kg yakni harga impornya sedang naik dan kurs juga melemah, sehingga dengan dua kombinasi itu harganya pun naik," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pula bahwa komoditas elpiji juga meliputi dua jenis seperti pertamax dan premium yakni kemasan 12 kg yang harganya lebih tinggi dan tabung tiga kg yang lebih murah.

"Jadi, pertamax dengan harga yang lebih tinggi tidak masalah, karena masyarakat ada premium. Demikian pula, elpiji 12 kg yang sekarang naik, tidak masalah, karena masyarakat ada elpiji tiga kg," ujarnya.

Pertamina mulai 1 April 2015 menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg antara Rp6.300 hingga Rp8.000 per tabung sesuai jarak dengan deponya.

Di Jakarta, harga elpiji 12 kg naik dari Rp134.700 per 1 Maret 2015 menjadi Rp141.000 per 1 April 2015.

Menurut Bambang, harga pembelian impor elpiji yang mengacu harga kontrak Aramco campuran (CP Aramco mixed) per Maret 2015 sudah meningkat menjadi 477 dolar per ton.

"Sementara, CP Aramco mixed pada Februari 2015 adalah 467 dolar per ton yang juga naik dibandingkan Januari 451 dolar per ton. Jadi, harga pasar elpiji naik terus," katanya.

Pertimbangan kenaikan harga elpiji 12 kg lainnya, menurut dia, adalah pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Bambang mengatakan, rata-rata kurs pada Maret 2015 sudah Rp13.084 dibandingkan Februari Rp12.750 per dolar.

"Dengan dua pertimbangan yakni harga CP Aramco yang naik dan pelemahan kurs, membuat harga elpiji nonsubsidi kemasan tabung 12 kg juga naik," katanya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015