Perikanan tangkap itu maksimal di dunia naiknya 13 juta ton, makanya yang sekarang harus dipacu itu perikanan budidaya sesuai target Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 31,3 juta ton,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menegaskan Indonesia kini harus memacu pengembangan perikanan budidaya menyusul tren perikanan tangkap yang kian menurun.

"Data FAO (Badan Pangan Dunia) dalam 10 tahun terakhir, perikanan tangkap dan perikanan budidaya sudah mulai 50:50 (perbandingan jumlahnya). Makanya sekarang harus dipacu itu perikanan budidaya," kata Menko Indroyono dalam dialog bersama Kadin di Kantor Kadin Indonesia Jakarta, Senin.

Berdasarkan data tersebut, rata-rata jumlah hasil perikanan tangkap per tahun sudah mencapai 92 juta ton. Sementara perikanan budidaya perlahan terus meningkat mencapai 90 juta ton per tahun.

"Perikanan tangkap itu maksimal di dunia naiknya 13 juta ton, makanya yang sekarang harus dipacu itu perikanan budidaya sesuai target Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 31,3 juta ton," katanya.

Indroyono mengatakan, terkait pakan ikan yang kerap diributkan karena diimpor, pemerintah telah melakukan Gerakan Pakan Ikan Mandiri untuk mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya dengan memenuhi kebutuhan komponen produksi secara mandiri.

Ia melanjutkan, budidaya merupakan salah satu target KKP saat ini selain terus menggalakkan penanganan penangkapan ikan liar (illegal fishing).

"Illegal fishing mengendalikan perikanan tangkap, di saat yang sama kita juga harus meningkatkan perikanan budidaya juga ikan hias dan rumput laut," katanya.

Menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, potensi kelautan dan perikanan Nusantara ditaksir bisa mencapai Rp380 triliun per tahun.

Kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan terhadap ekonomi nasional merupakan yang terbesar setelah industri pengolahan yakni mencapai 15 persen dari ekonomi nasional.

Sementara itu, nilai ekspor komoditas perikanan mencapai 4,63 miliar dolar AS pada 2014 dan ditargetkan bisa mencapai 9,54 miliar dolar AS pada 2019.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015