Semarang (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi meminta pemerintah melibatkan ulama dalam mencegah serta menanggulangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.

"Negara dan ulama harus berkoordinasi karena selama ini penanganan yang dilakukan oleh Polri hanya di bagian hilir saja tanpa ada upaya pencegahan munculnya terorisme," kata dia di Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan, tujuan utama penanganan terorisme di Indonesia adalah "zero terorism" dan hal itu baru mungkin tercapai kalau ada penanganan di bagian hulu oleh ulama.

"Di bagian hulu itu yang tahu adalah ulama dan ulama yang bergerak di hulu harus dilindungi, dikoordinasi, serta dibantu agar tidak merasa sendirian," ujar mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.

Menurut dia, para ulama yang melakukan pencegahan terorisme di bagian hulu juga harus dibekali dengan informasi utuh mengenai terorisme dan gerakan radikal lainnya.

Hasyim menilai, penanganan dan pemberantasan terorisme di Indonesia belum maksimal karena belum melibatkan ulama.

"Pemberantasan terorisme harus berdasarkan kepentingan bangsa sendiri, bukan karena perintah dari negara lain sebab negara-negara di luar itu juga punya kepentingan sendiri terhadap pemberantasan terorisme," kata dia.

Hasyim mengimbau umat Islam di Indonesia untuk tidak mudah terlibat dalam konflik dengan sesama muslim.

"Orang lain akan menunggangi konflik itu agar menjadi lebih luas untuk kepentingan pihak-pihak di luar Islam," kata dia.





Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015