Sebelumnya TNI AL punya program, seperti ini yakni Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya."
Pandeglang (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi menyatakan, operasi bhakti Bedah Desa Pesisir dapat menjadi model bagi pemerintah daerah maupun pihak lain menyejahterakan nelayan di daerah pesisir.

"Sebelumnya TNI AL punya program, seperti ini yakni Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya. Sekarang kita hidupkan kembali dalam bentuk Bedah Desa Pesisir untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para nelayan," ujarnya saat kegiatan sosial itu di Pandeglang, Banten, Selasa.

Program tersebut, menurut dia, dapat diterapkan di daerah pesisir lain Indonesia dengan melibatkan para pihak, seperti kementerian, pemerintah daerah dan swasta melalui tanggungjawab sosial perusahaan agar nelayan sejahtera di lingkungan pesisir yang sehat.

"Di daerah nanti bisa dilakukan melalui pangkalan utama TNI AL (lantamal) bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta," ujarnya.

TNI AL bersama Pemerintah Provinsi Banten melaksanakan Operasi Bakti Bedah Desa Pesisir di wilayah Lantamal III di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang selama sebulan sejak 10 Maret sampai dengan 10 April 2015.

Masyarakat pesisir dilibatkan TNI AL untuk merenovasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI), mushala, madrasah, pembangunan rumah pintar, pembuatan tempat mandi cuci dan kakus (MCK) perbaikan atau bedah rumah nelayan dan membuat pengolahan air laut menjadi air bersih.

Selain itu, TNI AL mengajak masyarakat pesisir membuat prasasti dan monumen kegiatan, serta ada pengobatan gratis, sunatan masal maupun penyuluhan hidup sehat.

Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno mengapresiasi pelaksanaan Bedah Desa Pesisir yang diharapkan menjadi contoh untuk dikembangkan di daerah lainnya di Indonesia.

Banten dengan potensi pantai dan laut yang besar, menurut dia, memiliki 130 desa pesisir dan 35 kecamatan pesisir serta 61 pulau-pulau kecil.

"Kegiatan ini sebagai awal dan menjadi contoh bagi pihak terkait untuk bisa dikembangkan di daerah lainnya di Indonesia," demikian Rano Karno.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015