Kami ingin menyambut ajakan Presiden Jokowi untuk memperkenalkan ragam makanan nusantara sebagai salah satu daya tarik budaya Indonesia."
London (ANTARA News) - Sekitar 300 pengunjung dari Lyon dan sekitarnya tampak antusias menikmati sajian kuliner khas nusantara yang disajikan di Festival Kuliner Indonesia (Festival Culinaire Indonesien) yang digelar di Centre Culturel de la Vie Associative, Villeurbaine, Lyon, di Prancis.

Acara yang digagas Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lyon dan mendapat dukungan KBRI Paris ini bertujuan untuk mempromosikan budaya Indonesia di Prancis, khususnya lewat makanan, demikian Aulia Nastiti dari PPI Lyon kepada Antara London, Rabu.

Dikatakannya PPI Lyon setiap tahun selalu menyelenggarakan festival budaya Indonesia dengan berbagai tema. Setelah sukses mempilkan teater sejarah di tahun sebelumnya, dalam penyelenggaraan kelima di tahun ini, PPI Lyon melakukan inovasi dengan fokus pada tema le voyage gourmand atau wisata kuliner.

Menurut ketua PPI Lyon, Reyner, tema kuliner dihadirkan sebagai benang merah dengan karakter kota Lyon yang terkenal sebagai ibu kota gastronomi Prancis. Peran pelajar dalam mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri sangat penting. "Kami ingin menyambut ajakan Presiden Jokowi untuk memperkenalkan ragam makanan nusantara sebagai salah satu daya tarik budaya Indonesia," ujarnya.

Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Paris, Henry Kaitjily, yang turut hadir mengatakan pihaknya turut bangga atas kreativitas dan inisiatif PPI Lyon untuk menggelar festival kuliner indonesia yang baru pertama kali diadakan di Lyon dan mengharapkan agar acara ini dapat menjadi event rutin masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Lyon. "Kuliner Indonesia potensinya besar di Prancis sehingga acara ini harus dimaksimalkan dan diadakan setiap tahun," ujarnya.

Dengan konsep bazaar, pengunjung bebas memilih aneka hidangan yang menarik selera. Tidak kurang dari 33 jenis makanan dan minuman disajikan mulai dari aneka cemilan seperti klepon, molen, martabak telur, lumpia, risoles, tahu isi, siomay hingga menu lengkap seperti nasi rendang, mie goreng, nasi goreng, bakso, pempek.

Makanan seperti bakso, mie goreng, dan nasi goreng tampaknya menjadi favorit warga Prancis. "Saya pernah ke Indonesia dan saya sangat senang mie goreng. Saya datang ke sini karena rindu rasa masakan ini," komentar Leila salah seorang warga Lyon.

Selain masakan, terdapat pula stand yang menjual aneka produk Indonesia seperti mie instan, kecap, kerupuk udang, sambal pecel, yang sering dicari para diaspora dan pelajar Indonesia yang tinggal di negeri Napoleon.

Menurut Ketua Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Lyon, Endang Soewandi, , acara ini jadi kesempatan yang baik untuk memperluas promosi produk-produk Indonesia, khususnya dalam industri makanan.

Berbagai pentas seni budaya juga disuguhkan sepanjang acara antara lain tari saman, tari merak, tari cendrawasih, serta lagu tradisional dengan iringan kecapi dan rampak gendang.

Selain itu juga digelar berbagai kegiatan kreatif , seperti demo masak dari chef Indonesia, tari poco-poco bersama, peragaan busana adat, serta photo booth dengan mengenakan kostum adat.

Para pengunjung pun dapat menikmati makanan serta pertunjukan seni budaya sambil membaca berbagai brosur pariwisata dan bahan promosi lain tentang Indonesia. Sejumlah pengunjung sangat menikmati rangkaian kegiatan yang dihadirkan di Festival Kuliner Indonesia.

Melanie, warga Lyon, mengatakan dirinya sebelumnya tidak tahu banyak tentang Indonesia. "Saya seperti mengunjungi negara yang sangat kaya budaya, terutama tarian dan makanan kalian benar-benar luar biasa," katanya. Hiroko, warga negara Jepang yang studi di Prancis menyatakan pendapat senada, "Sungguh ide yang brilian untuk memperkenalkan Indonesia lewat kuliner dan pentas seni dari para pelajar."

Tiara Kurniasari, Ketua Panitia Festival Kuliner Indonesia, menyatakan salah satu harapan diadakannya acara ini adalah sebagai bentuk kontribusi pelajar dalam membangun jalinan kerjasama dan persahabatan khususnya dalam mempromosikan budaya Indonesia termasuk kuliner.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015