Jakarta (ANTARA News) - Ajang pameran International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2015 dinilai sebagai salah satu kekuatan bagi pelaku industri kreatif dan kerajinan dalam negeri khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan akhir tahun 2015.

"Pameran INACRAFT menjadi kesempatan berharga dan menjadi kekuatan penting bagi para pelaku industri kreatif kerajinan Indonesia dalam menghadapi MEA," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.

Nus mengatakan, Kementerian Perdagangan terus melakukan peningkatan daya saing melalui pengembangan produk dan pemasaran, dan melalui INACRAFT 2015 tersebut pelaku industri kreatif dan kerajinan dapat mempromosikan serta memasarkan produk-produknya.

Industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang memberikan sumbangan besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Nus menjelaskan bahwa pasar ASEAN begitu menggiurkan, dan industri kreatif kerajinan dapat menjadi kunci dalam menghadapi MEA.

"Ekspor produk kerajinan ke ASEAN selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan 14,11 persen dengan nilai 27,8 juta dolar AS pada 2014," ujar Nus.

Selain itu, lanjut Nus, kunci bagi industri kreatif dalam negeri salah satunya melalui inovasi dan kejelian melihat kecenderungan pasar, serta terus meningkatkan kualitas produk. Ekspor kerajinan Indonesia pada 2014 tumbuh sebesar 3,76 persen dengan nilai 694,34 juta dolar AS dan tren positif sebesar 2,63 persen.

"Data per Januari 2015, ekspor kerajinan ke Malaysia meningkat lebih dari 1.400 persen atau senilai empat juta dolar AS dibandingkan setahun sebelumnya. Nilai ini dipicu peningkatan permintaan produk rambut palsu, bulu mata palsu, atau sejenisnya yang terbuat dari rambut manusia senilai 3,5 juta dolar AS," jelas Nus.

Pameran tersebut menjadi wadah bagi para perajin, pengusaha, eksportir, serta UKM kelompok kerajinan Indonesia untuk memasarkan hasil karya dan turut berpartisipasi memajukan kreativitas dalam bidang kerajinan.

"Kemendag berharap, melalui INACRAFT, kinerja ekspor nasional akan terus menunjukkan peningkatan dan produk-produk ekspor akan semakin kreatif, inovatif, dan beragam, sehingga semakin mengangkat keunikan produk kerajinan Indonesia di pasar dunia," kata Nus.

Pada INACRAFT 2015, Ditjen PEN dan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) menampilkan keanekaragaman produk Indonesia yang dihasilkan dari kekayaan alam bumi nusantara dalam paviliun bertemakan Trade with Remarkable Indonesia.

Paviliun Ditjen PEN yang menempati area seluas 90 meter persegi di Assembly Hall (Hall Internasional) memfasilitasi 10 perusahaan Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan, sementara Paviliun Ditjen PDN memfasilitasi delapan perusahaan binaan.

Produk yang dipamerkan terdiri atas produk fesyen, pakaian, tas dan sepatu berbahan tenun, songket, batik, produk tas dan alas kaki berbahan kulit, perhiasan, kerajinan tangan berbahan logam, kayu, serta produk anyaman.

Di tahun ke-17 penyelenggaraannya, INACRAFT 2015 mengetengahkan "Through Enchanting Bali Towards Global Market" sebagai ikon utamanya dengan tujuan memperkenalkan dan mengeksplorasi potensi-potensi kerajinan, seni, budaya, dan pariwisata di Bali kepada masyarakat Indonesia dan internasional.

Upaya mendukung kesuksesan INACRAFT 2015 juga diwujudkan dalam penjaringan calon pembeli di luar negeri melalui keberadaan 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan 25 atase perdagangan sebagai ujung tombak promosi Indonesia di luar negeri, di samping peran serta Kantor Perwakilan RI di seluruh dunia.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015