... saat ini Indonesia sudah mereduksi setidaknya 20 persen laju emisi gas rumah kaca...
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Nasional Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, mengatakan, Indonesia akan melanjutkan komitmen penurunan emisi sampai tercapai 26 persen pada 2020.

"Indonesia akan melanjutkan komitmen itu sampai tercapai target 26 persen. Saat ini kita masih hutang pada dunia sampai memenuhi komitmen tersebut," kata dia kepada www.antaranews.com, di Jakarta.

Indonesia telah berhasil memangkas 13 persen laju emisi gas rumah kaca sampai pertengahan 2014, separuh dari komitmen penurunan sampai 26 persen pada 2020. Dia mengklaim saat ini Indonesia sudah mereduksi setidaknya 20 persen laju emisi gas rumah kaca.

Hal tersebut, lanjut mantan menteri lingkungan hidup Indonesia pada 2004-2009 itu, akan dibawa pada pertemuan iklim global di Paris akhir tahun ini.

"Pertemuan di Paris itu penting karena ada negoisasi untuk pembagian Green Climate Fund," ujar Rachmat.

Rachmat menambahkan bahwa Indonesia akan memperlihatkan pada dunia bahwa Indonesia mampu memenuhi target komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebagai kondisi Indonesia yang merupakan salah satu penghasil emisi terbesar.

"Kondisi di Indonesia masih banyak mengandung resiko namun kita bisa tunjukan kita bisa, maka kita berjuang mendapatkan porsi dana yang lebih karena Indonesia lebih perlu dan lebih mampu," jelas dia.

Negara-negara diminta mengajukan rencana aksi iklim mereka sebelum Oktober tahun ini, sebagai pendahuluan bagi kesepakatan baru mengenai iklim universal yang akan ditandatangani di Paris Desember tahun ini.

Kesepakatan yang baru akan diberlakukan pada 2020 dan akan menata jalan untuk menjaga peningkatan temperatur global di bawah dua derajat Celcius abad ini.

Dia mengatakan saat ini Indonesia masih merancang rencana kontribusi nasional (INDC) menjelang pertemuan Paris.

Pewarta: Monalisa Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015