Jakarta (ANTARA News) - Film dokumenter "Garuda Power: The Spirit Within" mengingatkan sebagian masyarakat kepada kejayaan pertunjukan laga Indonesia di zaman lalu.

"Film ini merupakan refleksi dari perjalanan perkembangan film laga di Indonesia hingga saat ini," kata produser film ini, Dimas, ketika berdiskusi tentang proses film, di Auditorium IFI Jakarta, Kamis malam.

Film ini adalaj cuplikan dan pendapat para pakar serta pengamat film laga di Indonesia.

"Kami menginginkan bangkitnya kembali perfilman laga di Indonesia hidup kembali dan lebih asli," ujar Dimas.

Ia menilai, dari tahun ke tahun produktivitas film laga Indonesia terus menurun, baik dari segi kuantitas maupun dari sisi kualitas.

"The Raid yang digadang hingga tembus Hollywood, ternyata hanya satu film itu saja. Setelah itu tidak berhasil mengangkat pamor film laga seperti zaman dulu," kata Dimas.

Zaman dulu, film laga selalu ditunggu-tunggu penonton. Sebut saja Jaka Sembung, Angling Dharma, Gendhing Sriwijaya, Panji Tengkorak, Tutur Tinular, hingga Gundala.

Kebanyakan, cerita diangkat dari tokoh komik dan novel laris di Indonesia. "Sekarang aktor laga juga semakin berkurang, apalagi justru mempertontonkan bela diri luar negeri, padahal seni bela diri Indonesia lebih indah untuk ditonton," katanya.

Ia berharap, dokumenter ini bisa mengingatkan kembali seni-seni film laga yang mulai tergerus film laga Hollywood yang lebih menjual efek visual.



Pewarta: Afut Syafril
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015