Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP bidang pemuda dan olahraga PDI-Perjuangan (PDIP) 2015-2020, Sukur H Nababan mengatakan, pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bukan bentuk kemarahan atau kekecewaan terhadap Presiden Jokowi.

Pidato tersebut, kata Sukur hanya sekedar mengingatkan agar semua kader banteng berjuang berdasarkan konstitusi dan ideologi partai. Termasuk Jokowi, di pemerintahan Kabinet Kerja.

"Sebagai ketua umum wajib mengingatkan agar para kadernya tidak salah jalan. Pemimpin itu harus berjalan sesuai konstitusi dan ideologi yang dibangun, sehingga kebijakan itu bisa berjalan tegak lurus dalam kenegaraan," kata Sukur dalam keterangan pers di sela-sela Kongres IV PDIP di Bali, Jumat.

Menurut Sukur, ada dua poin yang sangat penting dalam pidato Megawati. Pertama, ideologi. Megawati menekankan agar ideologi jangan pernah dilupakan atau ditinggalkan karena itu bagian akar rumput partai.

Kedua, pemimpin harus bergerak sesuai konstitusi, bukan berdasarkan opini. Sehingga program Nawa Cita bisa berjalan tegak lurus untuk kepentingan rakyat.

"Dua poin ini harus menjadi catatan penting dan rujukan para kader partai agar berjuang sesuai ideologi dan konstitusi, bukan berdasarkan opini maupun kepentingan," katanya.

Sukur yang juga anggota Komisi V DPR ini juga menegaskan, PDIP tetap solid, terbukti dan Kongres IV PDIP di Bali berjalan lancar tanpa ada keributan atau kegaduhan.

Pada Kongres VI PDIP Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengumumkan 27 nama pengurus baru DPP PDIP (2015-2020), antara lain Puan Maharani (ketua bidang politik dan keamanan), Hasto Kristiyanto (sekjen) dan Olly Dondonkabey (bendahara umum).

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015