saya tak mengira akan senyaman ini"
Paris/Sydney (ANTARA News) - Para pelanggan membanjiri toko-toko Apple Inc di seluruh dunia, Jumat ini, untuk berlomba menjadi orang-orang pertama yang melihat arloji pintar atau smartwatch produksi raksasa IT dunia itu.  Apple sendiri memperkirakan produknya ini akan menghentak dunia.

Apple Watch yang menjadi produk besar pertama bos baru Apple Tim Cook itu akan tersedia pada prapenawaran online dan di toko-toko, cuma tak bisa dibawa pulang.

Pada 24 April nanti konsumen baru bisa membeli produk ini secara online atau dengan memesan terlebih dahulu di toko-toko termasuk pada butik-butik fesyen trendi di Paris, London dan Tokyo.  Ini adalah bagian dari strategi Apple dalam memosisikan komputer wearable (terpasang ke tubuh) sebagai aksesoris wajib.

Sebelum toko Apple di Paris buka pada pukul 09.00 pagi waktu setempat, sekitar 100 orang antre di luar. Staf bergembira dan menyambut konsumen-konsumen pertamanya yang kebanyakan pria di bawah 30 tahun, namun jelas dari kelas atas.

"Saya punya segala macam produk Apple sehingga sekarang saya ingin memiliki arloji ini ," kata pemuda berusia 19 tahun bernama Jeremy Dugue yang mengenakan jaket kulit Armani setelah memesan model baja tahan karat pada harga 1.149 euro.

Apple Watch sport mulai ditawarkan pada harga 349 dolar AS, sedangkan versi standard berharga 549 dolar AS untuk wilayah Amerika Serikat.

Edisi bersepuh emas 18 karat mulai dihargai 10.000 dolar AS sampai paling mahal 17.000 dolar AS.

Dalam jam pertama di Paris saja, banyak pelanggan yang melakukan prapenawaran untuk jam tangan ini, dengan beberapa memesan model entry-level bergelang plastik hitam. Mereka harus menunggu antara 4-6 pekan sebelum arloji pesanannya tiba di rumah mereka.

"Nyaman, saya tak mengira akan senyaman ini. Ini cara mudah dalam mengelola hidup sibuk Anda," kata mahasiswa berusia 19 tahun bernama Omar Alborno, yang menjadi salah seorang pencoba produk baru ini di pasar swalayan mewah di London, Selfridges.

Jumat ini di Australia, di cabang utama Apple di kawasan keuangan Sydney, manusia antre untuk menjadi yang pertama mencoba perangkat baru tersebut, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015