Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  tidak terkejut pada tanggapan federasi sepak bola dunia FIFA yang cenderung menyalahkan pemerintah dan BOPI dalam menyikapi persepakbolaan nasional.

"Memang kami belum memegang bentuk fisik surat itu. Surat yang saya terima baru berupa PDF yang justru dari pihak lain di luar FIFA dan AFC. Bahkan bukan dari pegawai Kemenpora," kata juru bicara Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Minggu.

Deputi Kemenpora Bidang Harmonisasi dan Kemitraan itu menjelaskan andai surat yang beredar itu benar, maka surat dari induk organisasi sepak bola dunia itu kurang tepat karena dalam surat Menpora yang dikirimkan ke FIFA per 26 Februari dan 2 April tidak berniat mengintervensi PSSI.

"Dalam surat tanggapannya tersebut FIFA di antaranya menyebutkan bahwa FIFA menyalahkan Kemenpora dan BOPI karena mewajibkan juga kriteria tambahan (additional criteria)," katanya.

Menurut dia, pernyataan FIFA tersebut sepenuhnya salah karena kewajiban yang dipersyaratkan itu bersifat WAJIB (bukan additional criteria) dan jelas-jelas disebut dalam "FIFA Club Licensing Regulation", "AFC Club Licensing Regulation", dan bahkan juga dalam "PSSI Club Licensing Regulation".

Sebelumnya, surat balasan FIFA ke Menpora Imam Nahrawi tersebar di kalangan media, termasuk dari tim media PSSI. Surat dua halaman itu bertanggal 10 April dan ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke.

Dalam surat tersebut, FIFA menegaskan bahwa setiap asosiasi dalam FIFA, termasuk PSSI, harus menyelesaikan masalahnya secara mandiri tanpa pengaruh pihak ketiga seperti tertuang dalam statuta FIFA.

Sebelumnya, pemerintah --Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI)-- melarang Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya mengikuti kompetisi tertinggi di Tanah Air karena terkendala masalah legalitas.

Larangan ini membuat ISL-QNB 2015 hanya diikuti 16 tim dan keadaan ini mendorong operator kompetisi PT Liga Indonesia menghentikan sementara kompetisi. Keputusan ini didukung oleh PSSI.

Kompetisi ISL-QNB 2015 dihentikan mulai Minggu (12/4) sampai waktu yang tidak ditentukan. Namun PSSI menegaskan kelanjutan kompetisi akan ditentukan oleh pengurus baru PSSI yang akan dipilih melalui KLB di Surabaya pada 18 April.

Menanggapi hal ini, Sekjen FIFA Jerome Valcke menjelaskan langkah Menpora dan BOPI dalam mengenakan sejumlah syarat dalam proses verifikasi adalah menyalahi statuta FIFA.

"Sehubungan dengan keikutsertaan klub-klub di ISL musim 2015, kami menginformasikan kepada Anda bahwa semua anggota FIFA harus mengelola urusan mereka secara independen dan tanpa pengaruh pihak ketiga yang jelas diatur dalam pasal 13 dan 17 statuta FIFA," kata FIFA.

FIFA memperingatkan agar masalah sepak bola Indonesia yang melibatkan PSSI, Menpora dan BOPI cepat terselesaikan, karena jika terus berlarut-larut akan dikenai sanksi oleh FIFA.




Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015