Kami selama ini punya salah satu tempat penyimpanan artefak di Candi Ratu Boko."
Sleman (ANTARA News) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta terus menyempurnaan kompleks situs Candi Ratu Boko di perbukitan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Penyempurnaan kawasan Candi Ratu Boko ini terus kami lakukan sepanjang 2015," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti, Minggu.

Menurut dia, selain sedang dilakukan ekskavasi di jalan dan gapura masuk gerbang, juga direncanakan akan dibangun museum untuk menampilkan artefak yang selama ini hanya disimpan.

"Rencana membangun museum di kawasan Candi Ratu Boko memang sudah lama. Realisasinya, jika tidak pada 2015 ini, kemungkinan akan dilakukan pada 2016," katanya.

Ia mengatakan, museum tersebut nantinya akan diisi dengan artefak yang dimiliki dari Candi Ratu Boko, yang selama ini hanya segelintir orang saja bisa menikmatinya, karena disimpan di salah satu kantor milik BPCB Yogyakarta di kompleks candi.

"Kami selama ini punya salah satu tempat penyimpanan artefak di Candi Ratu Boko," katanya.

Wahyu mengatakan, artefak yang ditampilkan di museum tersebut nantinya seperti prasasti-prasasti, kemudian juga gerabah.

"Batu-batu candi, yang belum selesai dibuat prasasti juga ada," katanya.

Ia mengatakan, untuk membangun museum di kompleks candi yang ada di wilayah Desa Bokoharjo dan Sambirejo, Kecamatan Prambanan tersebut, hampir tidak menemui kesulitan. Karena kebutuhan, terutama lahan BPCB sudah mempunyai di bukit tersebut.

"Kami sudah punya lahan di sana. Jadi hampir tidak ada kendala, hanya tinggal menentukan titiknya, di mana yang akan didirikan untuk museum," katanya.

Kepala Kelompok Kerja Pelindungan BPCB Yogyakarta Muhammad Taufik mengatakan, selain rencana mendirikan museum, proses ekskavasi jalan menuju gapura candi pun saat ini masih terus berlangsung.

"Selain warga setempat, setelah selesai dilakukan, pengunjung pun dapat melihat jalan yang asli tersebut. Kami sudah buka separuhnya," katanya.

Menurut dia, jalan asli yang dibuat bersamaan dengan candi tersebut, terlihat setiap dua meternya ada takikan, sehingga nantinya akan terus dipelajari, apakah masih kuat untuk diinjak atau tidak.

"Pengerjaannya ini menghabiskan waktu sekitar 2,5 bulan. Kemungkinan selesai pada akhir Mei nanti," katanya menambahkan.

Candi Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan pada abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang (Mataram Hindu) sebagai istana raja.

Situs Ratu Boko tersebut pertama kali dilaporkan Van Boeckholzt pada tahun 1790 yang seratus tahun kemudian baru dilakukan penelitian yang dipimpin FDK Bosch.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015