Kami harus melestarikan budaya sendiri, dan memperkenalkan kepada negara lain."
Jakarta (ANTARA News) - Kelompok musik Kerontjong Toegoe siap tampil menghibur delegasi peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di Istana Negara, Jakarta.

"Kami akan tampil juga di Istana Negara untuk menyambut KAA," kata Pimpinan Kerontjong Toegoe Andre J Michiels usai tampil dalam acara "Keroncong Week" di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan akan tampil pada 22 April 2015 di Istana Negara.

"Menurut jadwal, kami akan tampil tanggal 22 April mendatang. Semoga jadwal tidak berubah," katanya.

Ia menyatakan, hal itu bukan pertama kali Kerontjong Toegoe tampil membawakan musik keroncong di Istana Negara.

Sebelumnya, mereka pernah tampil juga di negeri Belanda, acara walikota, sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta, serta ketika pelantikan Joko Widodo (Jokowi) menjadi walikota.

Selain itu, Kerontjong Toegoe sempat diundang secara pribadi oleh mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono untuk tampil di rumahnya.

Dalam agenda tersebut dalam rangka menyambut kedatangan Presiden Brazil.

Andre mengatakan, akan menampilkan lagu-lagu keroncong asli dari Indonesia, agar bisa memperlihatkan budaya bangsa.

"Kami harus melestarikan budaya sendiri, dan memperkenalkan kepada negara lain," ujarnya.

Kelompok musik ini, berdiri pada tahun 1988 oleh seorang putera dearah Toegoe, Jakarta yang juga sebagai pemain keroncong.

Pada saat itu mereka berinisiatif mengumpulkan anak-anak muda yang mau mempopulerkan musik keroncong.

Hingga akhirnya saat ini mereka mempunyai misi yaitu melestarikan budaya keroncong tanpa harus dijadikan sebagai mata pencaharian.

"Jika kami jadikan mata pencaharian tentunya justru akan sulit bertahan, maka kami ingin berusahan melestarikan saja dengan ikhlas dan berkolaborasi dengan seniman-seniman lain," demikian Andre.

Sejarah nasional negeri ini mencatat musik keroncong banyak dipengaruhi musik asal Portugal, Fado, yang dibawa oleh para pelaut Portugis. Kawasan Tugu (Toegoe) di Jakarta Utara termasuk daerah yang ditingali oleh keturunan bangsa Portugis.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015