Jakarta (ANTARA News) - Bagus Galih Hastosa dan Parinatra Candraka Nugraha ingin menepis anggapan bahwa tas tenun itu mahal dan modelnya kebanyakan hanya untuk orang tua.

Keduanya kemudian menawarkan tas dengan sentuhan tenun Bali yang dirancang agar sesuai dengan selera anak muda lewat merek Manikan yang mereka bangun sejak 2012.

"Ayah saya jual kain tenun, saya pernah menjaga booth tenun miliknya tapi ternyata kalah ramai dengan booth yang berjualan tas," kata Galih pada Antara News ditemui di festival kreatif Local Fest 2015, Minggu (12/4).

Kejadian itu menginspirasinya untuk mengangkat kekayaan budaya Indonesia agar populer di kalangan anak muda. Galih dan rekannya yang akrab dipanggil Prika pun memutuskan untuk menyulap tenun-tenun Bali ke dalam bentuk tas bergaya modern.

Dimulai dari tas laptop, kini Manikan membuat berbagai tas baik pria dan wanita seperti ransel, sling bag dan clutch. Dalam beberapa model, mereka memadukan tenun bahan lain agar tasnya terlihat modern, misalnya kulit sintetis.

"Target kami memang anak muda, makanya kami buat yang harganya terjangkau," ujar pria asal Bali itu.

Mereka memasarkannya melalui sistem daring, misalnya melalui media sosial juga acara-acara seperti bazar. Para blogger fashion pun diajak bekerja sama untuk mempromosikan merek asal Bali ini.

Saat ini pasar terbesar masih berasal dari Jakarta, namun Galih mengatakan tas tenun juga dibeli oleh konsumen luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Australia. "Kami sedang mengeksplor bahan lain selain tenun, seperti lurik," imbuh dia.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015