Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah pakar politik ke Istana Negara makan siang untuk mendapatkan masukan dalam rangka memperbaiki komunikasi antara pemerintah dengan rakyat.

"Tujuan pertemuan tadi hanya untuk makan siang. Kalau ditanya resmi tidak resmi, judul undangan tadi adalah makan siang," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, di Jakarta, Selasa.

Menurut Qodari, para pakar yang diundang adalah Muhammad Qodari, Ikrar Nusa Bhakti, Hanta Yudha, Nico Haryanto, Philip Vermonte, Thamrin Tamagola, Dodi Ambardi, dan Yunarto Wijaya.

Qodari menambahkan karena undangannya untuk makan siang, Presiden Jokowi menyuguhkan menu santap siang antara lain berupa sayur lodeh, tahu, tempe, ayam goreng, sayur pakis, dan udang.

"Nah dari hasil survei saya, yang ludes itu sayur lodeh," kata Qodari yang mengaku dalam pertemuan tertutup bagi media itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan sejumlah staf.

Usai santap siang, Presiden kemudian melakukan dialog dengan para pengamat politik yang diundang.

Kepada pengamat politik dari lembaga survei, Jokowi ditanya soal penelitian mereka tentang kinerja pemerintah.

Indo Barometer baru-baru ini merilis survei soal kinerja kabinet dan tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi dan Jusuf Kalla.

Dalam survei tersebut, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi sejak dilantik Oktober 2014 lalu cenderung menurun ke angka 57,5 persen.

Sementara JK sebesar 52,3 persen. Walau demikian, institusi Kepresidenan masih menjadi lembaga negara yang paling dipercaya masyarakat (88,3 persen). Kemudian disusul Tentara Nasional Indonesia (88,2 persen), Komisi Pemberantasan Korupsi (80,3 persen),  Majelis Permusyawaratan Rakyat (68,5 persen), Kejaksaan (63,8 persen), Kepolisian (62,8 persen), Dewan Perwakilan Daerah (61,1 persen), Pengadilan (58,5 persen) serta Dewan Perwakilan Rakyat (56 persen).

Dalam pertemuan itu juga dibicarakan soal komunikasi politik Presiden kepada rakyat, terutama terkait kebutuhan pokok masyarakat.

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015