Film ini meniru konsep di luar negeri, yang mana anggaran untuk promosi lebih tinggi dari budget untuk pembuatan film itu sendiri."
Bandung (ANTARA News) - Film terbaru karya anak bangsa, Filosofi Kopi, menggenjot promosi sebagai salah satu cara melepaskan diri dari dominasi film-film asing, terutama Hollywood, kata produser film itu, Handoko Hendroyono.

"Film ini meniru konsep di luar negeri, yang mana anggaran untuk promosi lebih tinggi dari budget untuk pembuatan film itu sendiri," katanya pada sosialisasi Film Filosofi Kopi di Cihampelas Walk (Ciwalk) Kota Bandung, Rabu.

Dalam sosialisasi yang dihadiri juga oleh salah satu pemainnya Rio Dewanto itu, ia mengatakan langkah tersebut merupakan strategi yang efisien dalam menghadapi persaingan dalam dunia industri film saat ini.

Film yang menitikberatkan pada hubungan anak dan ayah tersebut juga memiliki misi dalam mengangkat produksi kopi Indonesia agar lebih mendunia.

"Kami juga melakukan beberapa penelitian mengenai kopi Nusantara, kopi Indonesia itu memiliki konteks yang kuat dan harus mendunia," kata Handoko.

Selain mempromosikan kopi-kopi Nusantara, film ini juga membantu para petani kopi di Indonesia melalui benih kopi. Setiap satu tiket yang dibeli masyarakat Indonesia sama dengan memberi satu benih untuk petani kopi.

Film Filosofi Kopi diangkat dari kumpulan cerpen karya Dewi "Dee" Lestari yang terbit tahun 2006. Handoko menambahkan bahwa ada perubahan yang signifikan dalam film dengan cerita aslinya.

"Dee membebaskan kami untuk berkarya, dia juga sudah berdiskusi dengan Jenny Yussuf selaku penulis naskah film Filosofi Kopi," katanya menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015