Jakarta (ANTARA News) - Seluruh penumpang Batik Air tujuan Ambon - Jakarta, yang pesawatnya diancam bom, akan diberangkatkan dengan pesawat lain untuk menjamin kenyamanan dan keamanan hingga sampai tujuan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, kata Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie.

"Nanti penumpang akan diberangkatkan dengan pesawat yang berbeda supaya penumpang nyaman dan aman," katanya kepada Antara melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

Pesawat tersebut terpaksa mendarat di Makassar setelah menerima ancaman bom.

Luthfie mengatakan pihaknya memiliki pesawat yang siap untuk diberangkatkan di Bandara Sultan Hasanuddin. "Jadi kami sudah siap berangkat kalau di-release (dilepas/ diterbangkan)," katanya.

Dia juga memastikan tidak ada bom dalam pesawat dengan nomor penerbangan ID 6171 rute Ambon-Cengkareng itu.

Meskipun sudah dinyatakan aman oleh Tim Gegana Brimob Polda Sulawesi Selatan-Barat (Sulselbar), Luthfie mengatakan upaya pergantian pesawat tetap dilakukan agar tidak ada kekhawatiran di antara penumpang dan awak kabin.

Namun, ia belum menyampaikan tipe pesawat yang akan digunakan dan jam berapa penumpang akan diberangkatkan.

"Nanti menunggu dapat clearance dulu," katanya.

Pesawat Batik Air Airbus 320-PK LAG rute Ambon-Jakarta diteror melalui pesan singkat bernomor 085211686682 pada Jumat (17/4) pagi pukul 07.20 Wita.

Akibat dari teror tersebut, kapten pilot Luther melakukan pendaratan darurat atau "divert" ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar untuk menghindari kemungkinan terburuk dari teror tersebut.

Pesan singkat tersebut awalnya diterima oleh dari "air traffic control" (ATC) Ambon yang menerima pesan singkat bahwa ada bom dalam pesawat tersebut.

Teror bom tersebut juga dialamatkan kepada staf Batik Air yang berada di Ambon pada pukul 08.12 WIT.

Saat ini seluruh penumpang dan awak yang terdiri dari 125 penumpang, enam awak kabin dan tiga awak tambahan telah berhasil dievakuasi ke ruang tunggu bandara dengan pengawasan pengamanan dari Angkasa Pura I serta seluruhnya sudah diperiksa oleh tim kepolisian.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015