pelaku harus dikejar. Ini bisa, kan ada nomor teleponnya"
Palembang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta polisi mengejar pelaku pengirim sms ancaman bom kepada staf Batik Air sehingga salah satu pesawat maskapai ini rute Ambon - Jakarta terpaksa mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat pagi.

"Saya rasa ini guyon saja tapi polisi tidak boleh mendiamkan karena sudah menggangu kepentingan umum," kata Jonan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, sebelum kembali ke Jakarta, sekira pukul 11.30 WIB.

Ia mengaku telah memerintahkan otoritas bandara setempat untuk meminta bantuan polisi mengejar pelaku.

"Ini harus diproses hukum, pelaku harus dikejar. Ini bisa, kan ada nomor teleponnya," kata Jonan.

Jonan menilai pilot telah mengambil langkah tepat ketika mendaratkan pesawat secara darurat begitu ancaman bom diterimanya.

"Artinya pesan ini diterima pilot melalui ATC, jika sebelum take off tentu lain cerita," ujar dia yang ke Palembang untuk mengecek bandara SMB II sebagai alternatif pendaratan pesawat peserta Konferensi Asia Afrika Bandung.

Berdasarkan penjelasan resmi Kementerian Perhubungan, pesawat Batik Air itu kemudian diarahkan untuk mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

"Telah mengalami pendaratan darurat karena terjadi block on pesawat Batik Air yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Luther tujuan Ambon-Jakarta (CKG)," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Andravida Barata.

Dia menjelaskan bahwa kapten pilot mendapatkan informasi pesan ancaman bom dari Pengendali Lalu Lintas Udara Ambon setelah pesawat berangkat menuju Jakarta. Luther kemudian memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya di Makassar.




Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015