Beijing (ANTARA News) - Tiongkok mendukung kemitraan baru Asia-Afrika dan siap mempererat hubungan dengan negara-negara Asia Afrika bagi perdamaian dan kemakmuran bersama.

"Tiongkok tidak bermaksud untuk membangun aliansi atau apapun namanya. Tiongkok berfokus untuk mencari mitra sebanyak-banyaknya, untuk perdamaian dan kemakmuran bersama," kata Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Liu Zhemin di Beijing, Jumat.

Liu Zhemin mengatakan negaranya sudah menunjukkan dukungan sejak Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 di Bandung.

"Tiongkok hadir bersama negara-negara Asia Afrika yang tengah berjuang membebaskan diri dari kolonialisme, membangun struktur politik dan ekonomi agar stabil," tuturnya.

Ia mengatakan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 telah ikut memicu lahirnya Gerakan Non Blok (GNB), di satu sisi, di lain waktu.

"Namun, dalam dinamikanya, beberapa negara Asia Afrika ikut dalam aliansi salah satu kekuatan dunia, dan itu sah saja. Jadi, tidak berhubungan langsung antara KAA dan GNB. Dan jika Tiongkok mendukung kemitraan strategis baru Asia Afrika, bahkan menjalin kerja sama yang semakin dalam, bukan berarti Tiongkok mencari aliansi, atau non aliansi. Tiongkok berfokus mencari mitra sebanyak-banyaknya," tuturnya.

Ia menambahkan, komitmen Tiongkok juga ditunjukkan dengan kehadiran Presiden Hu Jintao pada peringatan setengah abad KAA pada 2005.

"Dan kini, enam dekade setelah KAA dilaksanakan, Tiongkok kembali meneguhkan komitmennya mendukung kerja sama, kemitraan dan solidaritas yang ditunjukkan negara-negara Asia Afrika sebagai bagian utama semangat Bandung yang dihasilkan KAA 1955," ujarnya.

Asia Afrika, kata Liu Zemin, merupakan mitra penting bagi Tiongkok dalam segala dinamika internasional yang berkembang.

"Beberapa negara Asia dan Afrika, seperti Indonesia dan Tiongkok merupakan emerging market yang berperan penting dalam perubahan serta dinamika ekonomi global saat ini," tuturnya.

Semangat Dasa Sila Bandung dan lima prinsip hidup berdampingan secara damai yang antara lain dicetuskan oleh Perdana Menteri Tiongkok Zhou En Lai masih sangat relevan dalam menjalin hubungan dan kerja sama internasional, baik antara negara-negara Asia Afrika tetapi juga negara Asia Afrika dengan negara di kawasan lain.

"Solidaritas, kemitraan dan kerja sama sebagai bagian dari semangat Bandung, akan tetap relevan bagi siapa pun dan dalam kondisi apapun, termasuk dapat memperkuat pula pola hubungan Selatan-Selatan bahkan Utara-Selatan," kata Liu Zhemin.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015