Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah akan mengakhiri masa jabatannya pada Juni 2015 mendatang.

Presiden Joko Widodo telah mengajukan tiga nama calon deputi gubernur BI pengganti Halim ke DPR melalui Surat Presiden RI tertanggal 27 Februari 2015 dengan kode R-18/Pres/02/2015.

"Calonnya (Deputi Gubernur BI) dari internal BI yakni Dody Budi Waluyo, Erwin Rijanto dan Hendy Sulistiowati," kata Ketua Komisi XI Fadel Muhammad saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) ketiga calon tersebut akan dilaksanakan Komisi XI DPR pada pukul 10.00 WIB, Senin, 20 April 2015.

Kandidat pertama adalah Dody Budi Waluyo. Dody memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada 1980. Sementara itu, gelar Master of Business Administration (MBA) didapatkan di University of Colorado, Amerika Serikat, 15 tahun kemudian.

Pria kelahiran 19 September 1961 di Jakarta itu, memulai karirnya di Bank Indonesia sebagai Staf - Analis Ekonomi, Urusan Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter selama 10 tahun dari 1988 hingga 1998. Selanjutnya ia menjadi Deputi Kepala Bagian, Biro Gubernur.

Pada 2003, Dody menjabat sebagai Kepala Bagian Neraca Pembayaran, Departemen Statistik Ekonomi Moneter. Tiga tahun berselang, ia kemudian menjadi Direktur Departemen Pengelolaan Moneter.

Dody juga sempat menjabat Direktur Departemen Internasional pada 2011, kemudian naik jabatan menjadi Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat.

Pada 2013, ganti memimpin Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter sebagai Direktur Eksekutif, hingga kemudian diamanahkan menjadi Direktur Eksekutif Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola dari 2014 hingga saat ini.

Dari sisi pengalaman internasional, Dody pernah menjadi Advisor to Executive Directorat South East Asia Voting Group Office, International Monetary Fund, Washington D.C, Amerika Serikat, pada 2000-2003.

Ia juga menjadi anggota Working Group FDI Statistics di ASEAN pada 2003-2006. Pada 2010-2012, Dody menjadi Anggota Working Group G20, BIS, IMF, dan World Bank, di Bidang Moneter dan Keuangan.

Untuk penugasan nasional sendiri, Dody merupakan Anggota Tim Makro Ekonomi dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Pembangunan Jangka Menengah Panjang pada 2003-2006. Pada 2003-2009, Dody juga menjadi Anggota Tim Asumsi Makro Ekonomi, Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada 2006-2009, ia pun menjadi Anggota Tim Global Bond Pemerintah dalam rangka Penerbitan SBN Valas.

Dody juga sempat menjadi peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 44-2010, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas Angk. 44) pada 2010. Pada 2013, ia merupakan Anggota Kelompok Kerja, Pengendalian Inflasi dan Peningkatan Kapasitas Ekonomi Daerah Bank Indonesia.

Pada 2014 hingga kini, Dody merupakan anggota Tim RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan dan juga Ketua Tim Rancangan Undang-Undang (RUU) Amandemen BI dan RUU Perbankan.

Pria yang juga sempat menjadi pengurus Iluni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, telah mengikuti pelatihan/kursus berstandar internasional di bidang macroeconomic, macroprudential, balance of payment, dan monetary operation management serta Leadership di lembaga berstandar internasional seperti IMF, World Bank, The Fed, Bank of Japan, dan Harvard Business School.

Selain itu, Dody juga aktif sebagai pembicara baik di forum nasional maupun internasional baik di bidang moneter, makroprudensial, maupun di bidang perencanaan strategis dan transformasi. Saat ini, ia memimpin Program Transformasi di Bank Indonesia menuju BI 2024.

Dody sendiri menyatakan siap menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang akan digelar oleh Komisi XI DPR pada pekan depan.

"Saya siap. Harus terus maju. Mohon doanya yang terbaik. Siapa pun yang terpilih pasti yang terbaik untuk BI. Saya siap nanti tanggal 20 (April 2015)," ujar Dodi saat ditemui di Kantor Pusat BI.


Erwin

Sementara itu, kandidat lainnya adalah Erwin Rijanto. Erwin meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada 1983. Sementara itu, gelar S2 diperoleh dari University of Illinois, Amerika Serikat.

Pria kelahiran 18 Agustus 1958 di Yogyakarta itu memulai karir di Bank Indonesia sebagai Staf Urusan Pengawasan Bank Devisa. Setelah tujuh tahun menjadi staf, pada 1992 Erwin naik jabatan menjadi Kepala Seksi Urusan Pengawasan Bank Bukan Devisa.

Pada 1996, ia kemudian menjadi Deputi Kepala Bagian Departemen Luar Negeri lalu menjadi Pemeriksa Bank Eksekutif Urusan Pemeriksaan Bank 1. Erwin kemudian menjadi Analis Eksekutif Departemen Penelitian dan Pengaturan Bank dari 1999 hingga 2001.

Erwin lalu menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Biro Gubernur sampai 2004, kemudian menjadi Deputi Kepala Biro Gubernur. Pada 2005-2006, Erwin adalah Peneliti Utama Departemen Penelitian dan Pengaturan Bank. Ia lalu menjabat sebagai Deputi Direktur Departemen Pengawasan Bank 3 hingga menjadi Direktur Departemen Pengawasan Bank 3 pada 2008

Pada 2010, Erwin menjabat sebagai Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Singapura. Dari 2013 hingga saat ini, Erwin menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Surveillance Sistem Keuangan.

Erwin sendiri juga aktif menghadiri konferensi atau pertemuan internasional. Pada 2014, ia menghadiri FSB Standing Committee on Supervisory and Regulatory Cooperation di New York, Amerika Serikat. Lalu, Invitation for Short Study Visit to APRA (Australian Prudential Regulation Authority) di Sydney, Australia, kemudian Invitation to the IV Meeting on Financial Stability (CEMLA)di Madrid, Spanyol, serta 50th SEACEN Governors Conference dan 34th Meeting of The SEACEN Board of Governors di Papua Nugini.

Pada 2015, ia juga menghadiri FSB Standing Committee on Supervisory and Regulatory Cooperation (SRC) Meeting di New York, Amerika Serikat.


Hendy

Kandidat terakhir dan satu-satunya wanita ialah Hendy Sulistiowati. Hendy memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada 1984. Gelar Master of Applied Economic (MAE) ia raih di University of Michigan Ann Arbor, Amerika Serikat.

Wanita kelahiran 17 Januari 1959 di Surabaya itu, memulai karir di Bank Indonesia sebagai Asisten Manajer di Departemen Pengelolaan Devisa pada 1985. Pada 1990, ia menjadi Pegawai Tugas Belajar di Amerika Serikat. Setahun kemudian Ia menjadi Asisten Manajer Departemen Luar Negeri dan pada 1992 menjabat sebagai Manajer di departemen tersebut.

Pada 1996, Hendy menjabat sebagai Asisten Direktur Departemen Kebijakan Moneter. Ia kemudian naik jabatan menjadi Deputi Direktur Departemen Luar Negeri pada 1999.

Hendy lalu menjabat sebagai Direktur Departemen Luar Negeri pada 2004. Empat tahun kemudian, ia bergeser menjadi Direktur Departemen Statistik. Sejak 2010 hingga kini, Hendy menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Statistik.

Hendy juga aktif mengikuti berbagai macam pelatihan baik di domestik maupun internasional. Pada 1994, ia mengikuti pelatihan International Trade Finance oleh Institute of Finance di Jakarta dan Comperative Foreign Exchange Liberalization oleh SEACEN di Seoul, Korea Selatan.

Ia mengikuti pelatihan Indonesian Derivative oleh PT Piranti Bisnis di Jakarta pada 1995 dan Private Debt Market Development oleh Win Plus International pada 1996 di Jakarta. Pada 1999, Hendy mendapatkan pelatihan Outdoor Management Development oleh Prakarsa Human Resource & Management Development di Purwakarta.

Pada 2002, Hendy mengikuti kursus International Borrowing and Debt Management oleh International Law Institute di Washington DC dan Balance of Payment and International Investment Position oleh IMF di Singapura. Ia juga mengikuti pelatihan Leadership for Senior Manager oleh Management Centre Europe di London pada 2012.

Oleh Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015