Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim Jaafari dalam Pertemuan Pejabat Tingkat Tinggi (Senior Official Meeting) kawasan Asia-Afrika menyatakan negaranya membutuhkan bantuan sektor keamanan, militer dan persenjataan, khususnya persenjataan udara.

"Kami juga membutuhkan adanya informasi intelijen dan dukungan-dukungan kemanusiaan dari berbagai negara termasuk Indonesia, karena kami punya sekitar dua juta pengungsi," katanya di Jakarta, Minggu.

Bantuan-bantuan ini, sambung Jaafari, adalah demi upaya bersama penanggulangan terorisme global dan kelompok radikal, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Sehingga apabila ISIS merusak wilayah kami, di situlah letaknya bantuan yang kami butuhkan," kata dia .

Dia juga menyerukan pendekatan budaya dalam melawan ISIS. "Pertama kita harus mengetahui bahwa latar belakang pemikiran IS dimulai dari pemikiran IS sendiri," ucapnya.

Jaafari meneruskan, perlu sosialisasi yang mengangkat nilai Islam cinta sesama dan toleran terhadap pendapat yang berbeda, sekaligus perlu menghabisi pemikiran salah tentang agama Islam.

Peringatan 60 Tahun KAA digelar di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April yang akan dihadiri 32 kepala negara atau kepala pemerintahan dan 86 utusan negara, antara lain Tiongkok, Korea Utara, Iran, Myanmar, Sudan, Mesir, dan Palestina.



Pewarta: Roberto C. Basuki
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015