Enggano, Bengkulu (ANTARA News) - Koordinator Kepala Suku atau disebut Paabuki Pulau Enggano Harun meminta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti penyebab banjir yang terjadi di pulau tersebut.

"Teliti hutan-hutan kami, karena tidak pernah terjadi hujan setengah hari sudah banjir hingga setengah betis. Akibat dari apa, mungkin LIPI bisa cari tahu," kata Harun di Enggano, Minggu malam (19/4).

Ia juga meminta kepada para peneliti LIPI meneliti pengelolaan hutan-hutan mereka, karena dikhawatirkan dalam lima tahun ke depan hutan di Enggano sudah gundul.

"Kalau memang ada yang merusak akan kita stop saja," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Desa Apoho Reddy Heloman Kaitora mengharapkan kehadiran 46 peneliti LIPI juga dapat mengungkap kekayaan sumber daya alam Enggano yang selama ini mungkin belum terungkap.

"Mohon diteliti apa yang ada di Enggano, apa mungkin ada kandungan minyak juga di sini misalnya. Atau sumber daya lain apa yang bisa dimanfaatkan dan bisa lebih menyejahterkan masyarakat," ujar Reddy.

Sebelumnya diberitakan aktivitas pelayanan di perkantoran Kecamatan Enggano di Desa Apoho, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, sempat lumpuh akibat terendam banjir setinggi satu meter pada bulan November 2013.

Intensitas hujan yang tinggi saat itu di Enggano membuat debit air sungai yang berada di Desa Apoho meluap, sementara gorong-gorong tidak sanggup menampung luapan air, sehingga air menggenang cukup tinggi lebih dari 30 centimeter (cm).

Pulau Enggano merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, dengan jarak tempuh 120 mil dari ibu kota Provinsi Bengkulu. Pulau seluas 400,6 kilometer persegi (km2) ini memiliki enam desa yakni Apoho, Banjarsari, Kaana, Khayapu, Malakoni, dan Meok di pulau yang dihuni oleh sekitar 3.000 jiwa tersebut.

Enggano terdiri dari perbukitan bergelombang rendah, perbukitan karst, daratan dan rawa. Perbukitan tertinggi di wilayah utara dengan puncak tertinggi mencapai hingga 200 meter, perbukitan karst hingga 150 meter, sedangkan di bagian utara merupakan dataran rendah alluvial berawa dengan ketinggian nol hingga dua meter.

Letak desa-desa di Pulau Enggano berada di sisi jalan sepajang total 38 km yang membentang dari selatan hingga ke utara pulau yang mayoritas berada di pesisir pantai.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015