Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah 14 poin menjadi Rp12.864 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.850 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan meski melemah, namun fluktuasi nilai tukar rupiah masih cukup stabil, data neraca perdagangan Indonesia yang masih berada dalam tren perbaikan cukup mampu menjaga mata uang domestik.

Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen juga masih dinilai mampu menahan pelemahan rupiah.

"Sentimen domestik masih menjadi faktor utama bagi rupiah untuk bergerak dalam fluktuasi yang stabil," katanya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa pelaku pasar uang sedang dibayangi oleh rencana peluncuran bahan bakar jenis baru oleh pemerintah sebagai pengganti premium, situasi diperkirakan bisa memicu inflasi jika harga yang ditentukan jauh lebih tinggi dari perkiraan.

"Diperkirakan tekanan inflasi akan datang secara bertahap bergantung juga pada kecepatan transisi penggantian premium," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, kondisi mata uang dolar AS yang sedang dalam tekanan di pasar global, dapat menahan penguatan lebih tinggi terhadap rupiah pada awal pekan ini.

"Rupiah masih akan diuntungkan oleh sentimen pelemahan dolar AS di pasar keuangan global," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015