Tokyo (ANTARA News) - Kurs euro melemah pada Senin di tengah kekhawatiran tentang gagal bayar (default) Yunani, karena pembicaraan menegangkan antara Athena dan kreditor internasional berjalan lambat serta tidak terlihat adanya terobosan.

Di perdagangan Tokyo pada Senin sore, euro merosot menjadi 1,0780 dolar dan 127,89 dari 1,0810 dolar dan 128,49 di New York pada Jumat sore lalu.

Kurs dolar menjadi 118,62 yen, turun dari 118,86 yen di perdagangan AS.

Pada akhir pekan, Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi dan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di pertemuan musim semi Bank Dunia dan IMF di Washington memperingatkan bahwa Yunani belum memberikan informasi yang cukup tentang bagaimana rencana ekonomi dan reformasinya akan berdampak pada keuangannya.

Dengan Yunani mencari pencairan 7,2 miliar euro lagi dalam pendanaan dana talangan (bailout) dari Uni Eropa, Draghi memperingatkan bahwa tidak tercapainya kesepakatan akan membawa situasi ke "perairan yang belum dipetakan".

Namun, dia dan Lagarde mengatakan bahwa pemerintahan baru Yunani Alexis Tsipras yang berhaluan kiri ingin menyesuaikan kebijakannya di bawah dana talangan besar-besaran negara itu, masih perlu untuk menunjukkan dampaknya pada anggaran dan utang.

"Lebih banyak pekerjaan, lebih banyak pekerjaan yang dibutuhkan sekarang, dan itu penting," kata Draghi.

Wakil Perdana Menteri Yunani Ioannis Dragasakis mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Minggu bahwa Athena akan bersikap tegas dalam negosiasi dengan para kreditornya.

"Tidak ada cara kita akan menyeberangi garis merah yang telah kita tentukan," katanya, sementara menolak untuk mengesampingkan kemungkinan pemilu baru atau referendum jika pembicaraan masih menemui jalan buntu.

Kedua belah pihak ingin melakukan kesepakatan sebelum pertemuan para menteri keuangan zona euro pada 24 April.

"Ada kekhawatiran atas kemampuan Yunani dan para kreditornya untuk mencapai kesepakatan pada pertemuan menteri keuangan euro," Toshiya Yamauchi, seorang analis senior di Ueda Harlow, Tokyo, menulis dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya.

"Reli euro di tengah situasi seperti itu terasa semuanya salah."

Setelah euro bangkit bulan lalu berada di jalannya untuk mencapai paritas dengan dolar untuk pertama kalinya sejak 2002, unit yang kesulitan itu reli, sebagian karena harapan untuk kesepakatan Yunani.

Draghi berdiri di belakang euro pada akhir pekan, dan mengatakan "tak ada gunanya mengambil posisi jual pada euro" dan menantang para pedagang yang masam pada mata uang itu "untuk melakukannya". Pedagang mengambil posisi jual sebuah mata uang jika mereka memperkirakan mata uang itu akan jatuh.

Dolar sebagian besar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik pada Senin.

Unit AS merosot ke 1,3447 dolar Singapura dari 1,3477 dolar Singapura pada Jumat, menjadi 31,00 dolar Taiwan dari 31,10 dolar Taiwan, menjadi 1.081,95 won Korea Selatan dari 1.083,95 won, dan menjadi 32,37 baht Thailand dari 32,40 baht.

Greenback juga melemah menjadi 44,25 peso Filipina dari 44,36 peso, sementara itu naik menjadi 62,54 rupee India dari 62,37 rupee dan menjadi 12.879,00 rupiah Indonesia dari 12.862,00 rupiah.

Dolar Australia naik menjadi 78,01 sen AS dari 77,80 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok berkurang menjadi 19,13 yen dari 19,22 yen, demikian laporan AFP.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015