Kecaman ini memadai, tetapi tidak perlu mengambil tindakan berlebihan, cukup proporsional saja."
Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai pengeboman di Kota Sanaa, Yaman, yang mengakibatkan korban luka dan kerusakan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) perlu direspons proporsional oleh pemerintah Indonesia.

"Menlu RI Retno LP Marsudi telah mengecam pengeboman itu. Kecaman ini memadai, tetapi tidak perlu mengambil tindakan berlebihan, cukup proporsional saja," katanya di Jakarta, Senin.

Hikmahanto menilai, aksi pengeboman melalui pesawat udara yang mengenai KBRI Sanaa perlu disikapi proporsional atas beberapa alasan, pertama tidak dilakukan dengan target KBRI.

Oleh karena, ia mengemukakan, KBRI Sanaa kegiatan operasionalnya telah dipindahkan ke Kota Salalah, di Oman, yang dinilai lebih aman.

"Yang menjadi target adalah depo amunisi, yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari Gedung KBRI di Sanaa, Yaman," ujarnya.

Hal kedua, menurut dia, dengan adanya serangan secara bertubi-tubi dan sistematis di Kota Sanaa dalam beberapa waktu terakhir, maka wilayah tersebut dapat dikatakan telah menjadi zona perang (war zone).

Menurut Hikmahanto, apabila ada penduduk sipil yang menjadi korban, mereka akan dianggap sebagai korban penyerta yang bukan menjadi target (collateral damage).

Dalam hal tersebut, ia menilai, dalam hukum humaniter penyerang pun sejatinya diharuskan meminimalkan jatuhnya korban penduduk sipil, situs-situs bersejarah dan gedung pemerintahan.

Adapun hal ketiga, dikemukakannya, serangan melalui udara layaknya terjadi di Kota Sanaa sulit untuk dilakukan secara presisi, meskipun menggunakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) canggih sekalipun.

"Idealnya perang di dalam kota dilakukan melalui darat, meski konsekuensinya banyak korban yang berperang akan jatuh," katanya.

Hikmahanto menambahkan, peristiwa pengeboman melalui serangan udara di Kota Sanaa yang berdampak ke KBRI dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk memilih lokasi kedutaannya di mana pun tidak dekat dengan instalasi militer.

Kementerian Luar Negeri RI mengumumkan, KBRI Sanaa terkena bom serangan udara yang mengakibatkan sedikit-dikitnya dua staf mengalami luka, dan petugas lainnya mengungsi ke Wisma Duta atau tempat kediaman resmi Duta Besar RI di kota tersebut.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015