Jakarta (ANTARA News) - International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2015 lomba Balap Sepeda tingkat International diharapkan mampu mempromosikan wisata Banyuwangi, Jawa Timur.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung event besar tahunan berskala Internasional ini.

"Kegiatan wisata olahraga (sport tourism) seperti Tour de Ijen ini di samping bermakna bagi promosi destinasi pariwisata Banyuwangi khususnya, tetapi juga merupakan bagian dari sosialisasi branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia kepada masyarakat nasional dan luar negeri (mancanegara)," kata Menpar Arief Yahya.

Tahun ini, ITdBI dihelat selama empat hari pada 6-9 Mei 2015 dan masuk dalam rangkaian agenda Banyuwangi Festival yang merupakan calender of event pariwisata kabupaten yang berjuluk The Sunrise of Java.

Event balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) ini diharapkan akan diikuti pembalap dari27 negara, antara lain Prancis, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Iran, Spanyol, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Cina, Italia, Uzbekistan, dan Indonesia.

Mereka tergabung ke dalam 20 tim yang terdiri atas 14 tim luar negeri (termasuk continental team) dan 6 tim dalam negeri.

Tim continental yang akan berkompetisi di ajang ini, di antaranya Tabriz Shadari Team (Iran), Matrix Powertag (Jepang), Singha Infinite Cycling Team (Thailand), NSC Sycling Team (Malaysia), Pegasus Continental Cycling (Indonesia), dan Team 7 Eleven Road Bike Philippines (Filipina).

Timnas negara lain yang turut bertanding, antara lain UAE National Team dan Indonesia National Team.

Adapun tim Indonesia yang akan bertanding, antara lain Pegasus Continental Cycling Team, Banyuwangi Road Cycling Club, dan KFC Jakarta.

International Tour de Banyuwangi Ijen tahun ini menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 555 kilometer.

Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan dipuncaki dengan berpacu mendaki Gunung Ijen--gunung volcano aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena "Blue Fire"-nya.

"Melewati berbagai kawasan dan rute yang bervariasi, para pembalap juga akan ditunjukkan keramahan warga dan keindahan alam yang ada di kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini. Ini sesuai dengan konsep sport tourism ITdBI, yakni ajang olahraga berpadu dengan strategi pengembangan pariwisata," ujar Chairman Banyuwangi Festival Choirul Ustadi.

Pada kesempatan yang sama Chairman ITdBI Guntur Priambodo mengatakan bahwa ajang balap sepeda tahun ini dipastikan akan lebih kompetitif.

Nama-nama punggawa balap sepeda seperti Peter Pouly (pemenang ITdBI tahun 2014), Thomas Rabouw (Santic Racing Team), Andrea Palini (Skydive Dubai), Bambang Suryadi (BRCC), dan Aiman Cahyadi (Pegasus) menyatakan siap menaklukkan tanjakan Ijen yang mempunyai kemiringan 45 derajat.

"Dibanding 2014, tahun ini saya kira komposisi pemainnya lebih menarik. Tahun ini para climber Iran tidak lagi mendominasi karena Iran yang bertanding hanya satu tim. Mereka akan bersaing ketat dengan para pembalap Eropa dan Asia lainnya yang juga sudah menyiapkan jagoan KOM-nya (King of Mountain, red.)," ujar Guntur, Ketua Umum Pengprov Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Jawa Timur.

Selain itu, lanjut Guntur, para peserta tahun ini dapat dipastikan bertarung habis-habisan. Ini lantaran rute ITdBI tahun ini lebih pendek dibanding tahun kemarin, termasuk juga rute tanjakan Ijen yang dipangkas hanya 123,5 km.

"Mereka pasti akan bertarung dengan speed tinggi serta full power. Beda dengan tahun kemarin yang mengandalkan ketahanan karena rute yang panjang, kali ini mereka pasti mengeluarkan strategi hajar-hajaran. Seninya ini yang berbeda," kata Guntur.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Wawan Yadmadi menjelaskan pada etape pertama para pembalap akan menempuh jarak 169,4 kilometer.

"Start dari ruang terbuka hijau (RTH) Kecamatan Glenmore menuju Taman Blambangan Kota Banyuwangi," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015