Program infrastruktur pemerintah sekitar Rp700 triliun, sebagian dananya akan didukung perbankan,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Bussiness Banking Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta mengatakan bahwa pihaknya akan fokus menyalurkan kredit dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pembangunan infrastruktur.

"Program infrastruktur pemerintah sekitar Rp700 triliun, sebagian dananya akan didukung perbankan," ujar Herry Sidharta usai penandatanganan perjanjian kredit sindikasi antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan BNI, Bank BRI, Bank BCA dan Bank Mandiri, di Jakarta, Senin.

KAI dan empat bank tersebut sepakat bekerjasama membiayai pembangunan sarana dan prasarana kereta api Bandara Soekarno Hatta.

Dalam perjanjian kredit sindikasi itu, BNI mengucurkan kredit lebih dari Rp500 miliar untuk proyek pembangunan sarana dan prasarana KA Bandara Soetta. Ke depan, diperkirakan porsi penyaluran dana untuk BUMN dalam mendorong infrastruktur akan lebih besar.

"Sebagai Joint Mandated Lead Arranger, BNI memastikan turut menyalurkan kredit kepada pelaksana proyek yaitu PT KAI dan PT Railink lebih dari Rp500 miliar dengan jangka waktu kredit yang wajar bagi sebuah proyek pembangunan infrastruktur, yaitu 14 tahun," paparnya.

Ia mengemukakan bahwa dalam kerja sama kredit sindikasi itu, masing-masing bank bersepakat memberikan fasilitas kredit senilai Rp362 miliar lebih untuk membiayai pengadaan dan pembangunan prasarana proyek kereta api Bandara Soekarno Hatta yang dilaksanakan PT KAI serta masing-masing membiayai Rp153 miliar untuk pembangunan sarana kereta api Bandara Soekarno Hatta yang dilaksanakan PT Railink.

"Dengan demikian, PT KAI akan mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp1,4 triliun lebih atau 84 persen dari total biaya proyek, sedangkan PT Railink memperoleh fasilitas kredit Rp612 miliar atau 85 persen dari total biaya proyek," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar juga mengatakan bahwa dalam "pipeline", Bank Mandiri menyiapkan anggaran untuk pembangunan yang mendukung infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan sekitar Rp40 triliun.

"Diluar infrastruktur, ada juga untuk pembiayaan ke segmen usaha menengah, komoditi, perkebunan," katanya.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito mengatakan bahwa perjanjian kredit dengan perbankan merupakan salah satu bentuk komitmen PT KAI terhadap penugasan pemerintah untuk membangunan KA Bandara Soetta.

"Diharapkan pembangunan prasarana dan sarana KA Bandara Soetta dapat selesai sesuai target, beroperasi pada tahun 2016 mendatang," katanya.

Pembangunan jalur KA Bandara-Soetta dilakukan sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2011 Tentang Penugasan kepada PT KAI (Persero) untuk Menyelenggarakan Prasarana dan Sarana KA Bandara Soetta dan Jalur Lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang- Bekasi.

Tujuan pembangunan jalur bandara tersebut untuk meningkatkan pelayanan moda transportasi KA, khususnya untuk melayani angkutan penumpang dari Jakarta ke Bandara Soetta melalui Kota Tangerang yang akan dioperasikan PT Railink, perusahaan patungan antara PT KAI dan PT AP II.

KA Bandara Soetta akan beroperasi dari Stasiun Bandara Soetta melewati Stasiun Sudirman Baru, Duri dan Batu Ceper sebagai setasiun pemberhentian. Total jarak yang dilintasi adalah sepanjang 36,3 kilometer yang terdiri dari 24,2 jalur yang sudah ada (existing) dan 12,1 kilometer jalur baru.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015