Tim Transisi dalam proses. Secepatnya akan kami umumkan. Yang jelas personel Tim Transisi bebas dari kepentingan
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku telah mendapatkan ancaman setelah pihaknya mengeluarkan pembekuan terhadap PSSI yang saat ini diketuai oleh La Nyalla Mattalitti.

"Banyak sekali SMS yang masuk ke saya. Bahkan ada ancaman dibunuh segala macem. Mereka tetap saudara saya," katanya di sela pembukaan Workshop Asian Games 2018 di Hotel Atlet Century Senayan di Jakarta, Selasa.

Meski mendapatkan ancaman, pihaknya mengaku tetap tenang dan tidak menanggapi ancaman yang diterima.

Pihaknya tetap konsentrasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada persepakbolaan nasional.

"Pribadi saya banyak disorot negatif tapi saya tidak membalas," kata pria yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Menpora Imam Nahrawi sebelumnya telah mengeluarkan surat pembekuan induk organisasi sepak bola Indonesia itu. Surat pembekuan tersebut tertanggal 17 April 2015 dengan surat Nomor 01307 tahun 2015.

Ada beberapa poin yang menyangkut pembekuan, di antaranya pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PSSI termasuk hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya, Sabtu (18/4).

Dengan kondisi tersebut, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, termasuk kepolisian, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaan.

Langkah pemerintah yang akan dilakukan setelah ada pembekuan, adalah membentuk Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA.

"Tim Transisi dalam proses. Secepatnya akan kami umumkan. Yang jelas personel Tim Transisi bebas dari kepentingan " kata Imam Nahrawi.

Untuk Tim Nasional yang akan menghadapi SEA Games 2015, tetap berjalan. Pemerintah, KONI, dan KOI telah sepakat pengelolaan akan diserahkan ke Satlak Prima.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015