Memperingati hari Kartini, emansipasi wanita, kami mendifinisikannya bahwa perempuan juga harus berkarya menggunakan teknologi, bagaimana perempuan juga dapat ikut berpartisipasi dalam teknologi,"
Jakarta (ANTARA News) - Bidang teknologi identik dengan laki-laki, namun tidak bagi FemaleDev, platform yang bertujuan untuk mendorong dan memberdayakan perempuan dengan mengoptimalkan teknologi untuk mengembangkan karir.

"Memperingati hari Kartini, emansipasi wanita, kami mendifinisikannya bahwa perempuan juga harus berkarya menggunakan teknologi, bagaimana perempuan juga dapat ikut berpartisipasi dalam teknologi," kata Yansen Kamto, Chief Executive KIBAR selaku inisiator FemaleDev disela peringatan hari Kartini FemaleDev di Jakarta, Selasa.

"Kami mendorong lebih banyak perempuan untuk berkarya menggunakan teknologi dengan menyediakan pelatihan bagi perempuan untuk belajar teknologi dan menjadi bagian dari solusi," tambah dia.

Dalam perayaan hari Kartini FemaleDev tahun ini hadir para perempuan yang terjun dalam bidang teknologi diantaranya Chairunissa Atimas Nurahmad (Technical Account Manager Microsoft), Karina Akib (Strategic Partner Manager and Channel Partnership Google), Sabrina Anggraini (Founder Kultara.com), Leonika Sari (Founder RedBlood) dan Elsa Darwin, (Analisis Calon Presiden & Calon Wakil Presiden Indonesia 2014).

"Banyak yang mengatakan bahwa perempuan itu gaptek, di hari Kartini ini aku ingin mengajak perempuan supaya lebih memanfaatkan teknologi," kata Chairunissa Atimas Nurahmad, Technical Account Manager Microsoft.

Dalam menggeluti karir di bidang teknologi, perempuan berusia 23 tahun itu mengaku pernah mendapatkan intimidasi dari kaum adam.

"Banyak yang enggak suka dengan kehadiranku karena aku cewek, banyak juga membuat lelucon tentang cewek, tapi kita harus pintar menghadapinya," ujar dia.

"Bagaimana kita sebagai perempuan menunjukkan bahwa kita berada di situ bukan hanya untuk memenuhi diversity, kita juga harus menunjukkan bahwa kita mampu berkarir di bidang teknologi," sambung dia.

Lebih jauh, dia berharap perempuan dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif.

Hal senada juga disampaikan Yansen bahwa dengan mendorong perempuan di bidang teknologi, perempuan tidak hanya belajar tentang teknologi itu sendiri, tetapi juga diharapkan dapat menjadi solusi dengan menumbuhkan kewirausahaan melalui usaha berbasis teknologi.

"Kami ingin mendorong lebih banyak perempuan menjadi produsen karena selama ini perempuan identik dengan konsumen," kata dia.

Sebagai contoh, dia menyebutkan Leonika Sari, Founder RedBlood, yang membuat aplikasi yang menghubungkan pendonor darah dengan PMI dan Rumah Sakit.

Selain itu, Sabrina Anggraini, Founder Kultara.com, yang membuat aplikasi tentang crowdfunding yang menghubungkan Event Organizer di bidang promosi pariwisata dengan orang-orang yang mau berdonasi.

"Semoga bisa menjadi inspirasi, mendorong lebih banyak lagi perempuan yang mau berkarya di bidang teknologi," ujar Yansen.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015