Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan enam pemimpin negara, baik kepala negara maupun pemerintahan, menyatakan batal menghadiri pertemuan tingkat tinggi Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 22-23 April.

"Beberapa menyampaikan alasan ketidakhadiran karena masalah dalam negeri, seperti sidang parlemen, tidak diberi izin parlemen, dan pemilu di negara masing-masing," kata jubir Kemlu di Balai Sidang Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, Kemlu telah mendapatkan 27 konfirmasi kehadiran pemimpin negara Asia-Afrika untuk hadir dalam pertemuan tingkat tinggi KAA.

Nasir hanya bersedia menyebutkan dua negara yang pemimpinnya batal hadir dalam KAA adalah Afrika Selatan dan Sudan.

Menurut jubir, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma batal hadir karena situasi keamanan di dalam negeri sempat memanas karena kerusuhan akibat xenophobia.

Sementara, Presiden Sudan Omar Al Bashir batal hadir karena tidak mendapatkan izin melintas ("flight clearance") dari beberapa negara dalam perjalanannya menuju Indonesia.

Secara keseluruhan, peserta pertemuan tingkat tinggi KAA pada 22-23 April berasal dari 106 negara terdiri atas 21 pemimpin negara, 80 wakil pemimpin negara (wakil presiden/perdana menteri), dan sisanya merupakan utusan khusus dan pejabat tingkat tinggi.

Selain itu, sepuluh organisasi internasional juga akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi KAA, antara lain PBB, Uni Afrika, ASEAN, Bank Pembangunan Asia (ADB), Liga Arab, dan South Center.

Jubir juga mengonfirmasi ketidakhadiran Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam KAA, namun belum dapat memastikan siapa yang akan mewakilinya.

Dalam pertemuan KAA pada 23 April, para pemimpin negara Asia dan Afrika akan menyerukan tiga dokumen hasil KAA ke-60, yakni Bandung Messages, Penyegaran Kerja Sama Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi Palestina.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015