Sanaa, Yaman (ANTARA News) - Sebuah kapal induk Amerika Serikat mengarah ke Laut Arabia, Selasa, yang disebut Washington sempat diamati oleh armada kapal perang Iran yang diduga membawa senjata untuk milisi Houthi di Yaman yang melanggar embargo PBB.

Sementara itu di Jenewa badan kesehatan PBB mengatakan sekitar 900 orang terbunuh di Yaman sejak akhir Maret, ketika koalisi pimpinan Saudi melancarkan serangan udara terhadap pemberontak dukungan Iran yang tengah berperang melawan pasukan pro-pemerintah.

Dan Organisasi Internasional untuk Migrasi mengumumkan penangguhan sementara untuk upaya evakuasinya karena absennya keamanan.

Di tengah laporan sebuah konvoi sembilan kapal perang Iran di wilayah itu, Angkatan Luat AS mengatakan telah mengirimkan kapal induk USS Theodore Roosevelt dan kapal perang berpeluru kendali USS Normandy "untuk memastikan jalan pelayaran vital di kawasan itu masih terbuka dan aman".

Penggelaran ini membuat jumlah kapal perang di area ini menjadi sembilan unit, namun Pentagon membantah laporan bahwa kapal perang-kapal perang AS ini telah diperintahkan untuk mencegat kapal perang-kapal perang Iran.

Berada strategis di jalur pelayaran kunci dan berbatasan dengan Arab Saudi yang kaya minyak, Yaman terjun ke kekacauan tahun lalu ketika milisi Houthi menduduki ibu kota Sanaa.

Koalisi Arab Sunni pimpinan Arab Saudi yang telah melancarkan kampanye serangan udara terhadap pemberontak tahun lalu, bersumpah untuk memulihkan kekuasaan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang kabur ke Riyadh begitu pemberontak merangsek ke Aden yang sempat menjadi tempat pengungsian Hadi.

Amerika Serikat mengatakan tidak akan ambil bagian secara langsung dengan serangan itu, namun menyediakan dukungan intelijen dan logistik.

Pesawat tempur-pesawat tempur Koalisi Arab terus melancarkan serangan udara terhadap pemberontak dan afiliasinya semalaman di tengah bertambahnya korban sipil akibat serangan Senin lalu terhadap gudang senjata di ibu kota Yaman menjadi 38 orang.

Sekitar 532 orang terluka ketika serangan udara kembali memicu ledakan hebat yang meratakan rumah-rumah di dekatnya, kata paramedis.

Pangkalan itu masih dikuasai oleh Garda Republik yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang dituduh bersekutu dengan milisi Houthi dalam perangnya melawan pasukan Hadi.

Menurut AFP, juru bicara pemberontak Mohammed Abdulsalam mengecam serangan terhadap pangkalan militer itu sebagai "kejahatan barbar", dengan menandaskan dalam laman Facebook-nya bahwa "agresi itu hanya akan mempersatukan rakyat Yaman saja."





Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015