Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memimpin sidang pleno pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika bersama- sama dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan diikuti oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir di Jakarta Convention Centre, Rabu pagi.

"Saya berterima kasih pada Presiden Zimbabwe yang bersedia memimpin sesi (bersama saya), berikutnya ada kepala negara lain yang pimpin sesi, pernyataan (masing-masing kepala negara dalam setiap sesi) tidak melebihi lima menit sehingga kita bisa selesaikan setiap sesi tepat waktu," kata Presiden saat membuka sidang pleno pertama.

Dalam pleno sesi pertama, didengarkan laporan hasil pertemuan pejabat senior dan pejabat tingkat menteri yang sudah berlangsung beberapa hari lalu. Laporan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Setelah itu juga didengarkan laporan hasil pertemuan bisnis Asia Afrika yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto.

Presiden Joko Widodo kemudian mempersilahkan Presiden Zimbabwe untuk menyampaikan pandangannya kemudian disusul oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dilanjutkan oleh Raja Jornadia Abdullah II.

Sejumlah pemimpin pemerintahan dan kepala negara yang hadir antara lain PM Jepang Shinzo Abe, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Raja Jordania Abdullah II, PM Bangladesh Sheikh Hasina, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak dan PM Singapura Lee Hsien Loong.

Presiden Joko Widodo Rabu pagi menyambut kedatangan para Kepala Negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Hall.

Para kepala negara yang datang secara bergelombang sejak pukul 08.30 WIB disambut oleh Presiden Joko Widodo yang menunggu di lokasi kedatangan untuk kemudian menuju ruang sidang bersama-sama.

Sebelumnya dalam wawancara khusus Antara dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin (20/4), Presiden memiliki pandangan bahwa melalui perhelatan yang berlangsung 10 tahun sekali ini, jangan hanya sekadar melakukan sesuatu yang bersifat seremonial, namun juga harus memberikan arti.

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika yang berlangsung April 2015 diharapkan tidak hanya sekadar menjadi memorabilia peristiwa yang terjadi di Bandung 1955 lalu, namun juga bisa kembali menyuarakan kepentingan negara-negara di kawasan Asia Afrika terhadap arsitektur politik internasional yang lebih baik.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015