Khartoum, Sudan Selatan (ANTARA News) - Militer Sudan Selatan pada Selasa (21/4) menyatakan mereka menewaskan 28 pemberontak dalam bentrokan bersenjata di Negara Bagian Upper Nile di Sudan Selatan.

"Pemberontak yang setia kepada Riek Machar menyerang Daerah Jilshal pada Selasa di dekat Sungai Sobat antara Kota Kecil An-Nasir dan Malakal di Negara Bagian Upper Nile," kata Philip Aguer, Juru Bicara Militer Sudan Selatan, melalui telepon dari Jubat, Ibu Kota Sudan Selatan, kepada Xinhua.

"Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) mematahkan serangan pemberontak. Bentrokan menewaskan 28 pemberontak dan penyitaan senjata serta amunisi," kata juru bicara itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.

Ia menambahkan militer Sudan Selatan masih mengejar pemberontak yang melarikan diri ke hutan.

Pada 5 Maret, Lembaga Antar-Pemerintah bagi Pembangunan di Afrika (IGAD) mengatakan pembicaraan perdamaian antara pihak yang berperang di negeri tersebut, guna mengakhiri lebih dari satu tahun pertumpahan darah di Sudan Selatan, gagal akibat silang pendapat yang ada.

Pemberontak mengusulkan kedua angkatan bersenjata di Sudan Selatan mesti disatukan setelah pemilihan umum, yang dijadwalkan diselenggarakan 30 bulan setelah penandatanganan kesepakatan perdamaian, sedang Juba menolak usul tersebut.

Pemerintah juga menolak untuk menerima tuntutan gerakan pemberontak bagi 45 persen posisi tingkat pemerintah selama masa peralihan.

Sudan Selatan terperosok ke dalam kerusuhan pada Desember 2013, ketika pertempuran meletus antara tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pembelot yang dipimpin oleh mantan wakil presidennya, Riek Machar.

Konflik dengan cepat berubah menjadi perang habis-habisan, dan kerusuhan menjadi bentrokan antar-etnik --yang membuat suku Presiden, Dinka, berhadapan melawan kelompok etnik Machar, Nuer.

Bentrokan menewaskan ribuan orang Sudan Selatan dan memaksa sebanyak 1,9 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015