Jakarta (ANTARA News) - Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika dan Peringatan ke-10 New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) merupakan momentum penting untuk mengoptimalkan peningkatan perdagangan Indonesia.

Kerja sama antara negara Asia-Afrika pada tahun ini berpotensi besar untuk ditingkatkan. Potensi ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi kedua benua," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Rachmat pada sesi pertama dialog Asian African Business Summit (AABS), dan menambahkan bahwa Asia merupakan rumah ekonomi terbesar di dunia, sementara Afrika adalah rumah bagi banyak pertumbuhan ekonomi tercepat dunia.

Saat ini nilai perdagangan Asia-Afrika mencapai 13,3 triliun dolar Amerika Serikat untuk pasar sebanyak 5,59 miliar jiwa, dimana hal tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan perdagangan antar negara Asia sendiri yang mencapai delapan triliun dolar AS.

"Saya mendukung terbentuknya Forum Bisnis Asia Afrika untuk meningkatkan hubungan antar sektor swasta dan forum bisnis. Forum bisnis ini juga dapat diselenggarakan kapanpun dan di manapun," tambah Rachmat.

Rachmat meyakikini bahwa Asia-Afrika akan mendapatkan banyak manfaat dari peningkatan kerja sama di empat pilar kerja sama perdagangan, yaitu fasilitasi perdagangan, promosi perdagangan, pembiayaan perdagangan, dan keterbukaan perdagangan.

"Indonesia tetap berkomitmen terhadap bisnis, modal, dan masa depan Indonesia," tandasnya.

Menurut Rachmat, tantangan kerja sama Asia-Afrika bukan lagi pada jarak, akan tetapi mental masyarakat yang kurang berani mengambil risiko untuk berinvestasi di benua Afrika.

Untuk itu, lanjut Rachmat, negara-negara Asia-Afrika perlu duduk bersama menyusun pembukaan jalur-jalur baru perdagangan yang jelas dan mapan sebagai pendukung terjadinya perdagangan.

Kemendag mendukung dunia usaha untuk terus menjalin kerja sama dengan negara-negara di Afrika. Beberapa diantaranya berhasil merebut pasar di Nigeria, Zimbabwe, dan Mauritius.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015