Tokyo (ANTARA News) - Indeks acuan Tokyo ditutup di atas 20.000 poin pada Rabu, untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir, karena harapan untuk laba perusahaan Jepang yang kuat mendorong pasar lebih tinggi, meskipun dukungan Wall Street lemah.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo bertambah 1,13 persen, atau 224,81 poin, menjadi berakhir pada 20.133,90. Nikkei terakhir ditutup di atas tingkat batas psikologis penting pada April 2000.

Itu menempatkan Nikkei di tanda yang terakhir terlihat saat groundbreaking PlayStation 2 Sony, runtuhnya gelembung Dot-com dan Bill Clinton tetap menduduki Gedung Putih.

Indeks Topix dari seluruh saham papan utama naik 0,80 persen  atau 12,91 poin, menjadi berakhir pada 1.621,79.

Investor kini fokus pada dimulainya musim laba perusahaan Jepang dengan banyak perusahaan ditetapkan untuk melaporkan keuntungan tahun fiskal yang luar biasa.

Perusahaan-perusahaan besar termasuk Toyota, Sony, bank-bank terbesar di Jepang, dan Canon akan melaporkan laba selama beberapa minggu ke depan.

"Karena Nikkei sebuah rata-rata sederhana dari 225 (perusahaan), apa di balik kenaikannya diperkirakan untuk laba perusahaan yang lebih tinggi," Toshihiko Matsuno, penyiasat senior SMBC Friend Securities, mengatakan kepada AFP.

"Di mana pasar akan pergi dari sini tergantung pada bagaimana laba perusahaan."

Sebuah kesepakatan perdagangan yang tertunda juga bisa mendorong pasar lebih tinggi, tambahnya.

Tokyo dan Washington muncul pada Selasa dari pembicaraan maraton tentang kawasan perdagangan bebas Pasifik yang luas, mengatakan mereka telah mendekati kesepakatan.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berharap bahwa Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) -- yang mencakup selusin negara yang merupakan sekitar 40 persen dari ekonomi global -- akan membantunya mendorong melewati reformasi untuk sektor pertanian yang dilindungi, elemen penting dalam upayanya yang lebih luas untuk merangsang pertumbuhan perekonomian nomor tiga di dunia itu.

"(The Nikkei) bisa naik lebih tinggi jika pembicaraan TPP mencapai kesepakatan, memicu harapan untuk promosi perdagangan eksternal," kata Matsuno di SMBC.

Menambah sentimen optimis pada Rabu, data baru yang menunjukkan Jepang membukukan surplus perdagangan pertama dalam hampir tiga tahun terakhir pada Maret, karena tagihan impor jatuh akibat penurunan harga minyak, sementara nilai ekspor ke Amerika Utara melonjak.

Investor juga didukung oleh gelombang pelonggaran moneter global, paling baru dengan Tiongkok melonggarkan cengkeraman kreditnya pada Minggu.

Nikkei mengakhiri 2014 hanya sedikit kurang dari tingkat tertingginya sejak sebelum krisis keuangan global. Dan pada 2013, Nikkei naik 57 persen -- tingkat pengembalian tahunan terbaik dalam empat dekade -- dibantu oleh pertumbuhan utama Jepang.

Indeks itu di bawah 10.000 ketika Abe berkuasa.

Pada 2000, Jepang berada sekitar satu dekade dalam kelesuan ekonomi jangka setelah gelembung pasar properti dan saham mendorong Nikkei ke tertinggi sepanjang masa hampir 39.000 di hari-hari terakhir 1989, demikian Xinhua melaporkan.

(A026/A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015