... 5.000 imigran akan tiba setiap pekan di Italia dari Afrika Utara melalui jalur laut selama lima bulan mendatang...
Roma (ANTARA News) - Sebanyak 5.000 imigran akan tiba setiap pekan di Italia dari Afrika Utara melalui jalur laut selama lima bulan mendatang jika persoalan tersebut tidak segera ditangani, demikian perkiraan Kementerian Dalam Negeri setempat.

Angka yang disiarkan pada Kamis oleh surat kabar Il Messaggero dan dibenarkan sumber dari kementerian itu, juga mengindikasikan sebanyak 20.000 orang akan tiba di Italia sampai akhir tahun ini.

Kedatangan imigran biasanya melonjak pada musim semi dan panas karena cuaca yang lebih baik di Laut Mediterania. Namun situasi saat ini akan menjadi lebih buruk mengingat semakin tidak stabilnya Libya--negara asal sebagian besar imigran.

Pada akhir pekan lalu, sebanyak 900 imigran dikhawatirkan tewas akibat tenggelamnya kapal yang hendak menuju Eropa dari Libya. Peristiwa itu kemudian memicu desakan agar arus pencari suaka dari Afrika segera dihentikan.

Insiden terburuk yang pernah menimpa imigran yang hendak ke Eropa dari Afrika utara itu juga memunculkan guncangan politik di Eropa yang sebelumnya memutuskan untuk mengurangi alokasi dana operasi pencarian dan penyelamatan di lut.

Pada tahun lalu, Italia menghentikan misi bernama Mare Monstrum yang terkenal karena berhasil menyelamatkan nyawa lebih dari 100.000 imigran karena negara-negara Uni Eropa lain menolak untuk turut menanggung biayanya.

Misi itu kemudian diganti dengan skema yang lebih kecil dengan tugas utama patroli di daerah perbatasan. Beberapa negara beralasan bahwa menyelamatkan imigran justru memperburuk situasi karena memberanikan mereka untuk datang dalam jumlah lebih besar.

Sementara itu pada Kamis, pemimpin Uni Eropa menggelar pertemuan darurat dan diperkirakan akan membatalkan keputusan pengecilan anggaran penyelamatan imigran.

Sepanjang tahun ini, sekitar 1.800 imigran dilaporkan tewas di Laut Mediterania. Jumlah itu jauh melampaui periode yang sama tahun lalu di mana jumlah korban kurang dari 100 orang, demikian perhitungan badan PBB untuk pengungsi.

Terkait dengan insiden kecelakaan kapal pada akhir pekan, dua orang warga asal Suriah dan Tunisia telah ditangkap karena diduga menyebabkan kapal tenggelam dan terlibat dalam perdagangan manusia.

Sampai pada Kamis, sudah 220 orang yang berhasil diselamatkan dari kapal naas tersebut, termasuk di antaranya adalah empat wanita hamil.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015